Dilantik, Pengurus Muslimat NU Komitmen Terus Sinergi Atasi Permasalahan

PROBOLINGGO, BUSERJATIM.COM –
Pengurus Pimpinan Cabang (PC) Muslimat NU Kabupaten Probolinggo masa khidmat 2022-2027 resmi dilantik oleh Ketua Pimpinan Wilayah (PW) Muslimat NU Provinsi Jawa Timur Hj Masruroh Wahid di aula Kantor Kementerian Agama (Kemenag) Kabupaten Probolinggo, Sabtu (21/1/2023).

Pelantikan ini dihadiri oleh Wakil Bupati (Wabup) Probolinggo Drs HA Timbul Prihanjoko didampingi Ketua TP PKK Kabupaten Probolinggo Hj Nunung Timbul Prihanjoko, Kepala Kantor Kemenag Kabupaten Probolinggo H Akhmad Sruji Bahtiar, anggota DPR RI Hj Anisah Syakur, Rais Syuriyah PCNU Kabupaten Probolinggo KH Muharror Aziz serta sejumlah pejabat di lingkungan Pemkab Probolinggo dan ormas di Kabupaten Probolinggo.

Dalam kepengurusan PC Muslimat NU Kabupaten Probolinggo kali ini, Hj Nur Ayati kembali dipercaya sebagai nahkoda untuk 5 (lima) tahun ke depan bersama sejumlah pengurus. Ini merupakan kepengurusan periode kedua setelah sebelumnya pada masa khidmat 2017-2022.

Ketua PC Muslimat NU Kabupaten Probolinggo Hj Nur Ayati mengungkapkan setelah dilantik bukan berarti selesai tugas yang dilakukan. Sesuai dengan harapan bersama pengurus tidak menunggu pelantikan, tetapi sudah melaksanakan tupoksinya dengan baik.

“PC Muslimat NU Kabupaten Probolinggo membawahi 11 anak cabang, 117 ranting dan 739 anak ranting. Oleh karena itu Muslimat NU siap bersinergi untuk menyelesaikan permasalahan yang ada di Kabupaten Probolinggo,” ujarnya.

Nur Ayati menjelaskan permasalahan yang ada di Kabupaten Probolinggo begitu komplek dan ini menjadi tugas dari Muslimat NU. Sebab Muslimat NU selain bekerja untuk kepentingan Muslimat NU juga membackup setiap permasalahan di Kabupaten Probolinggo.

“Seperti angka pernikahan dini yang terjadi di Kabupaten Probolinggo yang tidak lepas dari kebiasaan yang ada di masyarakat dan pergaulan anak-anak kita. Sehingga sering kita sampaikan kebiasaan yang salah sering dipakai. Oleh karenanya mohon untuk memberikan pengertian yang sebesar-besarnya kepada masyarakat. Jangan sampai anak perempuan setelah dilamaran ditinggal di rumah calon tunangannya. Kalau ini dilakukan maka akan mengurangi pernikahan dini di Kabupaten Probolinggo,” tegasnya.

Selain itu juga angka kemiskinan ekstrem. Sebab masyarakat Kabupaten Probolinggo itu senang mendapatkan bantuan dan senang rumahnya ditempel stiker keluarga kurang mampu. Selama tidak ada kesadaran maka permasalahan ini tidak akan selesai. Bantuan itu hanya untuk warga miskin. Serta Angka Kematian Ibu dan Angka Kematian Bayi (AKI-AKB) yang masih cukup tinggi.

“Ibu-ibu pengurus Muslimat NU sebagai manusia apabila bermanfaat bagi sesamanya itu akan lebih baik. Oleh karena itu, bagian keagamaan menjadi yang utama tapi program yang lain juga akan dilaksanakan,” jelasnya.

Nur Ayati mengaku akan mengadakan riset dan penelitian, bagusnya infrastruktur jalan dalam mendukung penurunan AKI dan AKB serta kemajuan Muslimat NU. Infrastruktur yang baik dan jalan berkeselamatan maka secara otomatis ibu-ibu aman dalam mengikuti kegiatan Muslimat NU mulai berangkat hingga kembali ke rumah.

“Saya berharap seluruh Muslimat NU tetap menjaga kekompakan, kebersamaan dan kekeluargaan. Ibarat tubuh, jika ada permasalahan maka organisasi kita akan bermasalah. Mari kita saling introspeksi diri demi kemajuan di Kabupaten Probolinggo. Muslimat NU siap bersinergi untuk membantu menyelesaikan permasalahan semua permasalahan di Kabupaten Probolinggo,” tegasnya.

Sementara Wakil Bupati (Wabup) Probolinggo Drs HA Timbul Prihanjoko menyampaikan selamat kepada pengurus PC Muslimat NU Kabupaten Probolinggo yang sudah dilantik dengan harapan dapat menjalankan tugas kepengurusan dengan amanah dan semakin memberdayakan Muslimat NU melalui peningkatan kapasitas anggotanya.

“Tak dapat dipungkiri bahwa Muslimat NU telah memberikan kontribusi aktif bagi pembangunan manusia Indonesia seutuhnya. Muslimat NU berperan penting dalam membentuk generasi penerus yang bertaqwa, berakhlakul karimah, menjunjung tinggi nilai moral dan mewujudkan masyarakat yang adil sesuai dengan akidah maupun tujuan utama NU dalam menegakkan syariah,” katanya.

Oleh karena itu jelas Wabup Timbul, pemerintah baik pusat sampai pemerintah daerah tidak sekedar menempatkan Muslimat NU sebagai obyek dalam pembangunan, tetapi sebagai partner pemerintah dalam mengisi pembangunan.

“Saya berharap pengurus yang baru dilantik bisa menjalankan amanah dengan sebaik-baiknya. Jalin komunikasi yang baik dengan pemerintah daerah dalam mengisi pembangunan di Kabupaten Probolinggo. Peran kaum perempuan melalui organisasi kemasyarakatan ataupun keagamaan seperti Muslimat NU sangat diharapkan dalam membangun Kabupaten Probolinggo,” jelasnya.

Wabup Timbul memberikan apresiasi yang setinggi-tingginya kepada PC Muslimat NU Kabupaten Probolinggo atas kontribusinya pada pelaksanaan pembangunan di Kabupaten Probolinggo, khususnya dalam pemberdayaan dan peningkatan peran serta perempuan di berbagai bidang pembangunan.

“Muslimat NU diharapkan dapat memberikan saran dan masukan konstruktif demi kemajuan Kabupaten Probolinggo. Kita masih sangat membutuhkan ide, gagasan dan kolaborasi serta sinergi antara Muslimat NU dengan Pemerintah Kabupaten Probolinggo. Saya berharap Muslimat NU bisa memberikan edukasi pada masyarakat terkait isu-isu yang muncul dan berkembang terutama isu pengarusutamaan gender,” terangnya.

Sedangkan Ketua PW Muslimat NU Provinsi Jawa Timur Hj Masruroh Wahid menyampaikan terima kasih kepada segenap pengurus hingga tingkat bawah. Sebab besarnya Muslimat NU bukan karena cabang tapi karena keihklasan para pengurus anak ranting, ranting dan anak cabang.

“Saya bangga karena mempunyai anggota yang sangat ikhlas. Diperintah maupun tidak tetap istiqomah. Yang jelas Muslimat NU bukan hanya sekedar beribadah ritual tetapi juga berinteraksi dengan sesama manusia untuk mengubah budaya negatif menjadi positif. Budaya yang menyalahi aturan agama menjadi selaras dengan aturan agama Islam,” ungkapnya.

Meskipun demikian jelas Masruroh, Muslimat NU tidak boleh melupakan kegiatan rutin berupa diba’iyah, membaca Al Qur’an hingga tahlilan. Semua itu memang harus dilakukan. “Kita harus selalu membaca Al Qur’an dan mendidik anak kita membaca Al Qur’an. Muslimat NU ini sebagai bagian dr umat manusia yang saling mendoakan dan memberikan ilmu serta memberikan manfaat bagi manusia,” ajaknya.

Masruroh berharap agar seluruh pengurus Muslimat NU memiliki cita-cita untuk bisa memberikan ide maupun pendapat serta pertolongan kepada orang yang sedang ada kesusahan. Sebab tangan di atas lebih baik dari pada tangan di bawah. Ini bagian cara dan ikhtiar untuk mengubah budaya menjadi yang lebih baik.

“Saya salut dengan apa yang sudah dilakukan selama ini oleh Muslimat NU. Dimana Muslimat NU membantu untuk melakukan program-program yang harus dilakukan untuk kebesaran Ahlussunnah wal Jamaah (Aswaja) dan Kebhinekaan di Indonesia serta menjadikan NKRI sebagai harga mati. Mari kita niati demi kesejahteraan umat yang ada di Kabupaten Probolinggo,” pungkasnya.

Pewarta : Agus Salim