Trenggalek, Buserjatim.com – Di tengah ancaman kekeringan yang melanda wilayah Kecamatan Panggul, Kabupaten Trenggalek, Bati Wanwil Serka Suhardjo dari Koramil 0806-11/Panggul bersama Tim Reaksi Cepat Badan Penanggulangan Bencana Daerah (TRC BPBD) Trenggalek dan relawan BPBD Kecamatan Panggul, mengambil langkah tegas dan cepat dengan melakukan peninjauan lokasi terdampak kekurangan air bersih, Rabu (7/8/2024).
Peninjauan ini mencakup lima desa yang paling terdampak di Kecamatan Panggul, yaitu Desa Besuki, Desa Ngrencak, Desa Terbis, Desa Banjar, dan Desa Karangtengah. Serka Suhardjo menekankan bahwa kegiatan ini adalah bagian dari upaya antisipatif untuk memastikan setiap warga memiliki akses terhadap air bersih yang vital.
“Kami turun langsung bersama BPBD Trenggalek dan relawan untuk memetakan daerah yang mengalami kekeringan. Sinergitas antara TNI dan BPBD sangat krusial untuk memastikan bahwa warga terhindar dari dampak buruk kekurangan air bersih,” ujar Serka Suhardjo dengan penuh semangat.
Temuan di lapangan menunjukkan bahwa beberapa sumber air di desa-desa tersebut mulai menyusut. Tim gabungan segera berkoordinasi dengan pemerintah desa dan masyarakat setempat untuk mencari solusi terbaik dan tercepat dalam mengatasi masalah ini. Tak hanya itu, rencana distribusi air bersih secara berkala ke desa-desa yang paling terdampak pun telah disusun dengan matang.
Adi Muji Prastyo, anggota Pos Unit BPBD Kecamatan Panggul yang turut serta dalam peninjauan ini, menegaskan komitmen BPBD untuk terus bekerja sama dengan TNI dan pihak terkait lainnya dalam setiap upaya penanggulangan bencana di Kabupaten Trenggalek.
“Kolaborasi antara BPBD dan TNI yang kita lakukan hari ini adalah bukti nyata bagaimana kita bisa bersinergi untuk memberikan pelayanan terbaik kepada masyarakat. Kami akan terus memantau perkembangan situasi dan siap memberikan bantuan yang diperlukan,” tegas Adi Muji Prastyo.
Dengan sinergi yang kuat antara TNI dan BPBD, diharapkan masalah kekeringan dan kekurangan air bersih di Kecamatan Panggul dapat segera teratasi. Masyarakat bisa kembali menjalani aktivitas sehari-hari dengan tenang dan tanpa kekhawatiran akan kekurangan air.