Majalengka || Sejumlah Petani yang tergabung di Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) Unggul Jaya Desa Cidenok Kecamatan Sumberjaya, Kabupaten Majalengka menggunakan cara unik untuk membasmi hama tikus di area pesawahan, Senin (21/10/2024)
Cara yang dilakukan para petani tersebut yakni dengan menerapkan metode burung hantu.
Konsep utama yang yang dilakukan para petani dengan membuat Rumah Burung Hantu (Rubuha) yang ditempatkan di berbagai titik area pesawahan mereka.
Kepala Desa Cidenok, Maman Suparman mengatakan, untuk ide awal pengendalian hama tikus dilakukan bersama para petani yang tergabung di Gapoktan Unggul Jaya Cidenok dengan anggaran swadaya dan gotong royong
Cara ini dipakai agar hasil panen lebih banyak dan berkualitas baik.
Selama ini para petani merasa resah akan keberadaan hama tikus yang merusak tanaman padi.
Diakuinya, sebelumnya warga mengaku takut akan keberadaan burung hantu. Lantaran suara dan mitos burung hantu kental akan keberadaan makhluk halus dan pertanda akan adanya orang meninggal.
Berjalanya waktu, warga sekitar dapat memahami kebutuhan dan manfaat keberdaan burung hantu untuk pengendalian hama tikus khusunya.
” Saat ini warga mulai sedikit memahami manfaat Burung Hantu khusunya untuk membasmi hama tikus yang selama ini meresahkan,” ujarnya.
Kepala Desa Cidenok Maman Suparman Sangat mengapresiasi kekompakan para petani yang tergabung dalam Gapoktan Unggul Jaya telah berswadaya dan melaksanakan gotong royong membuat Rubuha
” Selain kita mengajukan permohonan anggaran ke dinas terkait, kita juga dari Pemerintah desa akan menganggarkan untuk pengadaan Rubuha ini, ” tandasnya.
Sementara menurut Petugas Pengendali Organisme Pengganggu Tumbuhan (POPT) Kecamatan Sumberjaya, Angga Azhar AlKahfi menyebutkan, penerapan tekhnologi pengendalian ramah lingkungan khusunya untuk pengendalian hama tikus akan menerapkan beberapa metode diantaranya pengendalian hama tikus dengan burung hantu, dimulai dari pembuatan Rubuha di area pesawahan.
” Pengendalian hama tikus dengan burung hantu ini sangat ramah lingkungan, untuk itu kepada masyarakat jangan sampai menganggap burung hantu itu burung yang menakutkan dan pembawa sial namun keberadaan burung hantu ini sangat bermanfaat,” katanya.
PPL Wilayah Binaan Cidenok, Rifky Ahmad Bachtiar mengatakan Gapoktan Unggul Jaya
Luas hamparan 267 Hektar terdiri dari Blok Sarma 36 Hektar kebutuhan Rubuha 3 unit,
Blok Tegal Plasa 29 hektar kebutuhan Rubuha 2 unit,
Blok Jatilawang 65 hektar kebutuhan Rubuha 3 unit, Blok
Gombang gede 46 hektar untuk kebutuhan Rubuha 2 unit Blok
Kedokan Wungu 42 hektar 3 unit Rubuha dan Blok
Kamsu 49 Hektar kebutuhan Rubuha 3 unit.
” Seharusnya per 10 Hektar area sawah itu kebutuhan Rubuha nya 1 unit,” Jelasnya.
Ditambahkannya, teknis pengendalian yang direncakan Gapoktan Unggul Jaya yakni, gerakan pemasangan Rubuha,
gerakan sanitasi atau pembersihan area sawah dari sisa panen dan rumput kemudian gerakan pengumpanan dengan racun tikus.
” Untuk pengadaan Rubuha saat ini masih kurang 11 unit lagi, Insyaallah nanti di bantu oleh Pemerintah desa dan swadaya petani lagi,” imbuhnya.
Hal senada dikatakan Ketua Gapoktan Unggul Jaya Desa Cidenok, Ita Karnita, dengan pengadaan Rubuha diharapkan burung hantu akan menempati Rubuha dan dapat berkembangbiak juga dapat memakan tikus-tikus yang selama ini merusak tanaman padi
” Setelah burung hantu menempati Rubuha yang telah kami buat, nantinya burung hantu itu mengintai tikus. Saat tikus-tikus itu bergerak di sawah burung hantu langsung menerkam dan memangsanya,,” paparnya.
Pihaknya meyakini bahwa pengendalian hama tikus dengan burung hantu sangat efektif dan dinilai tidak terlalu memakan biaya besar.
” Semoga dengan pengadaan Rubuha, hama tikus yang selama ini meresahkan para petani dapat dikendalikan dan hasil panen padi berikutnya meningkat,” pungkasnya.
(Nano)