MATAMAJA GROUP// Pengetahuan Alam – Dalam sebuah kejadian luar biasa, seekor buaya betina di sebuah kebun binatang di Kosta Rika mengejutkan para ilmuwan karena mengalami “kelahiran perawan (virgin birth”, yang merupakan yang pertama untuk spesies ini.
Meskipun tidak pernah berhubungan dengan buaya jantan selama hampir 16 tahun, buaya betina ini berhasil menghamili dirinya sendiri.
Ia bertelur dan menghasilkan janin yang memiliki 99,9% kemiripan genetik dengan dirinya!
Kemungkinan mewarisi kemampuan dari pendahulu yang telah berevolusi
Dalam jurnal ilmiah Biology Letters, para peneliti menulis bahwa seekor buaya yang tinggal di penangkaran di Parque Reptilania, mungkin mewarisi kemampuan luar biasa reproduksi aseksual dari nenek moyangnya.
Meskipun kelahiran perawan diketahui terjadi pada beberapa burung, ikan, dan reptil, ini adalah kasus pertama yang terjadi dan melibatkan buaya.
Pemaparan ini membuka aspek baru dari evolusi dan reproduksi reptil.
Bagaimana kelahiran perawan terjadi?
Secara ilmiah disebut sebagai partenogenesis, kelahiran perawan terjadi ketika suatu spesies menghasilkan keturunan tanpa kawin.
Proses ini dimulai ketika spesies mengembangkan sel reproduksi khusus yang disebut gamet.
Gamet ini terbentuk melalui serangkaian pembelahan sel yang dikenal sebagai meiosis, di mana sel dengan dua set kromosom membelah menjadi dua sel yang lebih kecil.
Sel-sel yang lebih kecil ini kemudian bersatu dan berkembang menjadi janin
Kelahiran perawan lazim terjadi pada komodo
Pada tahun 2006, para pekerja di dua kebun binatang di Inggris membuat sebuah penemuan menarik.
Dua komodo betina bertelur dalam jumlah yang tidak biasa, padahal tidak ada satupun betina yang pernah melakukan kontak dengan komodo jantan dari spesies tersebut.
Yang mengejutkan semua orang, telur-telur ini berhasil menetas menjadi bayi yang sehat.
Analisis genetik kemudian mengkonfirmasi bahwa partenogenesis, atau kelahiran perawan, adalah jawaban dari fenomena luar biasa ini.
Pada hewan laut, hiu berada merupakan pendahulu dalam evolusi reproduksi
Pada tahun 2001, seekor hiu bonnethead betina yang ditangkarkan – sejenis hiu martil, melahirkan seekor anak hiu betina yang tampak normal.
Namun sayangnya, bayi hiu tersebut tidak dapat bertahan hidup lebih dari beberapa hari.
Beberapa hari kemudian, setelah diselidiki dengan seksama, para peneliti menemukan bahwa gen bayi hiu tersebut sama persis dengan gen induknya, yang mengonfirmasi bahwa bayi hiu tersebut adalah hasil dari partenogenesis.
Lebah madu tanjung berkembang biak sendiri melalui cara unik yang disebut thelytoky
Lebah madu Cape, yang ditemukan di Afrika Selatan, memiliki cara unik untuk bereproduksi yang disebut thelytoky, suatu bentuk partenogenesis yang spesifik.
Dalam proses ini, telur yang tidak dibuahi berkembang menjadi betina diploid, membawa set kromosom ganda yang biasa.
Sementara lebah pekerja menghasilkan keturunan melalui partenogenesis, induk meletakkan semua telur di dalam sarang melalui reproduksi seksual.
Marmorkreb juga dapat bereproduksi sendiri
Bentuk partenogenetik dari lobster air tawar Amerika Utara yang disebut marmorkreb adalah hewan peliharaan akuarium yang populer.
Hal ini mengejutkan para ilmuwan pada tahun 2003 ketika diamati bahwa mereka yang dipelihara sendirian bertelur dan berkembang menjadi dewasa.
Penemuan ini, yang ditemukan di Jerman, mengarah pada analisis genetik dan investigasi laboratorium, yang mengonfirmasi bahwa lobster air tawar ini mampu berkembang biak melalui partenogenesis.
Reproduksi aseksual sebagai strategi bertahan hidup
Alasan pasti di balik terjadinya kelahiran perawan pada spesies tertentu masih belum diketahui oleh para ilmuwan.
Namun, banyak yang menyimpulkan bahwa kemampuan ini mungkin muncul sebagai respons terhadap keadaan lingkungan yang menantang atau ancaman kepunahan yang mengancam.
Diyakini bahwa dalam kondisi seperti itu, reproduksi aseksual dapat berfungsi sebagai strategi bertahan hidup, yang memungkinkan spesies bereproduksi tanpa membutuhkan pasangan.
Apakah kelahiran perawan mungkin terjadi pada manusia?
Di antara mamalia, termasuk manusia, tidak mungkin bagi betina untuk melahirkan tanpa ayah.
Hal ini karena sel telur mamalia biasanya membutuhkan sinyal dari sperma untuk mulai membelah.
Selain itu, sebagian besar sel telur mamalia hanya memiliki setengah dari kromosom yang dibutuhkan untuk perkembangan yang tepat.
Tanpa keterlibatan sperma, embrio yang dihasilkan tidak akan memiliki DNA yang cukup untuk bertahan hidup.
Ket. Gambar:
Reproduksi aseksual bisa menjadi strategi bertahan hidup untuk menghadapi kepunahan yang mengancam ( foto ilustrasi)
Sumber: Newsbytesapp.com
Artikel ini tayang di jaringan media Matamaja Group
https://matamaja.com/
https://ppnews.id/
https://otoritas.id/
https://buser.id/
https://buser.co.id/
https://buser.web.id/
https://buserjatim.com/
https://buserjabar.com/
https://intelejen.id/
https://gardapublik.com/
https://gardahukum.com/
https://libaz.id/
https://tnipolri.com/
https://libaz.id/
https://ainews.id/
https://lacakberita.com/
https://awasjatim.com/
https://beritamadiun.id/
https://suaramajalengka.com/
https://realistis.id/
https://gmbinews.com/
https://newscobra07.com/