PEMATANG SIANTAR, BUSERJATIM. COM-
Staf Khusus Menteri Koperasi dan UKM RI Muhammad Riza Adha Damanik ST MSi PhD menjadi pembicara kuliah umum di Universitas HKBP Nommensen Pematangsiantar untuk membahas bagaimana peranan Perguruan Tinggi untuk memajukan UMKM dan koperasi pangan di Aula Nommensen, Kamis(9/12).
Kegiatan dibuka langsung oleh Rektor Universitas HKBP Nommensen Pematangsiantar Prof Dr Sanggam Siahaan MHum dan diikuti ketua panitia Dr Jumaria Sirait MPd, Koordinator Dr Muktar Panjaitan MPd, Moderator Binsar Gultom, Rindu Erwin Marpaung SPd, dosen dan juga seratusan mahasiswa Nommensen Pematangsiantar.
Pada kesempatan itu, Riza memaparkan kondisi ekonomi dan peluang di Sumatera Utara mulai dari ekonomi Nasional pra pandemi Indonesia tumbuh dengan baik 5 persen.
Sementara ekonomi Sumatera Utara saat pandemi triwulan III-2021 terhadap triwulan III-2020 mengalami pertumbuhan sebesar 3,67 persen dan usaha jasa keuangan dan asuransi sebagai penopang ekonomi Sumatera Utara mengalami pertumbuhan sebesar 8,43 persen, kata Riza.
Kemudian, untuk pondasi UMKM Covid-19 menjadi penanda pentingnya menyiapkan UMKM untuk berdaya saing, tangguh, inklusif dan ramah lingkungan. Dengan catatan harus memiliki tiga dasar bisnis yakni proses bisnis, relasi dan resposif terhadap perubahan.
Lanjut Riza, strategi pengembangan UMKM dan ragam inovasi kebijakan juga harus memanfaatkan perubahan dari transformasi usaha informal ke formal, transformasi ke digital dan pemanfaatan teknologi, transformasi ke dalam rantai nilai serta modernisasi koperasi.
Kemudian untuk inovasi kebijakan antisipasi Covid-19 diperlukan optimalisasi bantuan pemerintah, menghubungkan produk UKM lokal dengan reseller di aplikasi digital, membantu UKM lokal beralih ke penjualan online, memberi kesempatan bagi UMKM untuk bermitra dengan Pemda, menyediakan aturan dan penyediaan website informasi bisnis terintergrasi serta investasi dalam program pelatihan dan konsultasi bisnis berbasis teknologi dan energi terbarukan.
Selanjutnya, modernisasi koperasi Indonesia terbagi menjadi dua, pertama koperasi kini dengan kriteria jumlahnya banyak, skala usaha kecil, rasio penduduk dewasa menjadi anggota koperasi rendah 8,45 persen.
Selain itu, berdiri sendiri tidak sebagai suatu rantai yang saling mendukung, terpinggirkan serta nilai tambah cenderung rutin dan kurang inovatif, nilai tambah tidak berkembang dan rendahnya daya saing.
Kedua, koperasi modern dari hulu hilir sektor riil, profesional dan koefisien tumbuh tinggi, tuturnya.
Staf Khusus juga menambahkan agar lebih inklusif dan berkelanjutan, Outlook transformasi koperasi dan UMKM harus ramah lingkungan.
Berdasarkan laporan Internasional Trade Center (2021) beralih ke bisnis hijau akan memberi banyak manfaat kepada pelaku usaha.
Mengingat peluang sangat besar untuk meningkatkan kualitas produk, mendapatkan akses ke pasar baru, peningkatan produksi, mendapatkan peluang, biaya input lebih rendah dan produk atau layanan baru, kata Riza. (fy-85)