Sebelas dokumen KTT Ke-42 ASEAN dukung ASEAN pusat pertumbuhan

MATAMAJA GROUP//Labuan Bajo, NTT – Setelah palu diketok oleh Presiden RI Joko Widodo pada Rabu (10/5), rangkaian pertemuan KTT Ke-42 Perhimpunan Bangsa-Bangsa Asia Tenggara (ASEAN), telah berlangsung hingga Kamis siang.

 

Bacaan Lainnya

Presiden RI Joko Widodo, Presiden Filipina Ferdinand Romualdez Marcos Jr, Perdana Menteri Singapura Lee Hsien Loong, PM Vietnam Pham Minh Chinh, PM Laos Sonexay Siphandone, PM Brunei Darussalam Sultan Hassanal Bolkiah, PM Kamboja Hun Sen, PM Malaysia Anwar Ibrahim, dan Deputi Perdana Menteri/Menteri Luar Negeri Thailand Don Pramudwinai berkumpul di Hotel Meruorah, Labuan Bajo, untuk bersilaturahim secara langsung dalam KTT ASEAN.

 

Selain itu, ada juga “tamu spesial” ASEAN, yakni Timor Leste, yang diwakili oleh Perdana Menteri Taur Matan Ruak sebagai undangan.

 

Indonesia yang menjabat Keketuaan ASEAN 2023 dipimpin Presiden Joko Widodo telah membuka enam acara pertemuan pada hari pertama, yakni KTT Ke-42 ASEAN, Majelis Antar-Parlemen ASEAN atau ASEAN Inter-Parliamentary Assembly (AIPA), Pertemuan Pemimpin ASEAN dengan Perwakilan Pemuda ASEAN, Pertemuan Pemimpin ASEAN dengan Dewan Penasehat Bisnis ASEAN (ASEAN-BAC), Pertemuan Pemimpin ASEAN dengan Satgas Tingkat Tinggi Visi Masyarakat ASEAN Pasca-2025 (HLTF-ACV), dan Jamuan Makan Malam KTT Ke-42 ASEAN.

 

“Mari bekerja keras menjadikan ASEAN Matters: Epicentrum of Growth. Dan dengan ini saya nyatakan KTT ke-42 ASEAN dibuka!” kata Presiden RI saat membuka KTT Ke-42 ASEAN di Hotel Meruorah, Labuan Bajo, NTT.

 

Lalu pada hari kedua, Presiden membuka tiga pertemuan, yakni lanjutan KTT Ke-42 ASEAN, KTT Ke-15 Segitiga Pertumbuhan Indonesia-Malaysia-Thailand (IMT-GT), dan KTT Ke-15 Kawasan Pertumbuhan ASEAN Timur Brunei Darussalam-Indonesia-Malaysia-Philippines (BIMP-EAGA).

 

Hingga hari kedua KTT Ke-42 ASEAN, para pemimpin delegasi dan sejumlah pejabat tinggi negara anggota ASEAN telah menghasilkan sebelas dokumen, termasuk Pernyataan Pemimpin KTT Ke-42 ASEAN.

 

Sejumlah dokumen tersebut mendukung penegakan pilar-pilar dalam tema yang diusung Indonesia dalam kepemimpinannya pada ASEAN 2023, yakni “ASEAN Matters: Epicentrum of Growth” yang merupakan tema Keketuaan ASEAN 2023.

 

Untuk pilar ASEAN Matters, terdapat Deklarasi Pemimpin ASEAN tentang Pemberantasan Perdagangan Manusia akibat Penyalahgunaan Teknologi, dan Pernyataan Pemimpin ASEAN tentang Pembangunan Visi Masyarakat ASEAN Pasca-2025, serta Pernyataan tentang Penguatan Kapasitas ASEAN.

 

Sementara pilar Epicentrum of Growth terdiri atas Pernyataan Bersama Pendirian Jaringan Pedesaan ASEAN, Deklarasi Pemimpin ASEAN tentang One Health Initiative, Deklarasi ASEAN tentang Penempatan dan Perlindungan Nelayan Migran, Deklarasi ASEAN tentang Perlindungan Pekerja Migran dan Anggota Keluarga saat Kondisi Krisis, Deklarasi Pemimpin ASEAN tentang Pembangunan Konektivitas Pembayaran Kawasan dan Promosi Transaksi Mata Uang Lokal, dan Deklarasi Pemimpin ASEAN tentang Pembangunan Ekosistem Kendaraan Listrik di Kawasan.

 

Pada hari yang sama, para pemimpin ASEAN juga mengeluarkan Pernyataan Bersama tentang Serangan Myanmar kepada Bantuan Kemanusiaan ASEAN, AHA Centre, dan tim pemantau ASEAN di negara itu.

 

Selain itu terdapat juga rekomendasi yang diserahkan oleh pemuda ASEAN kepada para pemimpin ASEAN.

 

 

ASEAN Matters

 

Dalam Deklarasi Pemimpin ASEAN tentang Pemberantasan Perdagangan Manusia akibat Penyalahgunaan Teknologi, organisasi itu menekankan diperlukannya respons segera untuk menangani ancaman akibat penyalahgunaan teknologi.

 

Beberapa pernyataan yang disepakati para pemimpin ASEAN dalam dokumen itu, antara lain sepakat memperkuat koordinasi dan kerja sama memberantas perdagangan manusia, identifikasi atau potensi korban, penyelesaian faktor kerentanan, kerja sama pengelolaan perbatasan, penyediaan bantuan hukum, serta dialog bersama mitra ASEAN.

 

Lalu dalam Pernyataan Pemimpin ASEAN mengenai Pembangunan Visi Masyarakat ASEAN Pasca-2025, pemimpin ASEAN sepakat membangun Visi Masyarakat ASEAN Pasca-2025, termasuk melalui Satuan Tugas Tingkat Tinggi Visi Masyarakat ASEAN Pasca-2025.

 

Di dokumen itu, ASEAN juga mendorong HLTF-ACV bekerja secara efektif, berkonsultasi secara inklusif, membangun visi yang visioner dan maju, serta memastikan peran pemuda ASEAN dalam pembangunan masyarakat.

 

Dalam Pernyataan tentang Penguatan Kapasitas ASEAN dan Efektivitas Institusi, para pemimpin ASEAN mendorong Satgas Tingkat Tinggi Visi Masyarakat ASEAN (HLTF-ACV) melanjutkan penyusunan Visi Masyarakat ASEAN Pasca-2025 dengan menyadari visi baru yang perlu mengandung unsur politis, ekonomi, dan sosial budaya.

 

 

Epicentrum of Growth

 

Kemudian dalam Pernyataan Bersama Pendirian Jaringan Perdesaan ASEAN, para pemimpin menyepakati pembangunan dengan tujuan memastikan partisipasi inklusif masyarakat, memfasilitasi kolaborasi dan kerja sama antardesa, bertukar strategi untuk meningkatkan infrastruktur digital, memfasilitasi peluasan akses produk daerah terpencil, dan memetakan kolaborasi dengan mitra lain, serta memperkuat identitas ASEAN.

 

Badan-badan yang berkepentingan di ASEAN akan bertugas membangun kerangka kerja Jaringan Perdesaan ASEAN menjadi pijakan konkret pembangunan perdesaan menjelang pelaksanaan Visi Masyarakat ASEAN 2025 dan Agenda Pembangunan Berkelanjutan 2030.

 

Pemimpin ASEAN juga menyatakan komitmen dalam Deklarasi Pemimpin ASEAN mengenai One Health Initiative, di antaranya mendirikan ASEAN One Health Network dengan dukungan Sekretariat ASEAN dan membangun rencana aksi gabungan memperbaiki kapasitas nasional dan global, serta menugaskan para menteri kesehatan ASEAN bekerja sama dengan menteri ASEAN lain untuk konsultasi, koordinasi dan mengawasi upaya pencapaian deklarasi.

 

Lalu untuk Deklarasi ASEAN mengenai Penempatan dan Perlindungan Nelayan Migran, pemimpin ASEAN sepakat melakukan beberapa hal, antara lain pengutamaan perlindungan nelayan migran, memperkuat kondisi tenaga kerja dan perlindungan HAM, memperbaiki proses migrasi, serta melindungi nelayan dan keluarga mereka.

 

Selanjutnya, pemimpin ASEAN dalam Deklarasi ASEAN tentang Perlindungan Pekerja Migran dan Anggota Keluarga saat Kondisi Krisis berkomitmen, antara lain mengadaptasi input kebijakan bantuan, mengutamakan perlindungan HAM, memfasilitasi akses saat krisis, dan memperkuat koordinasi bilateral/multilateral lintas batas.

 

Pemimpin menugaskan Pertemuan Menteri Tenaga Kerja ASEAN, didukung oleh pejabat tinggi bekerja sama dengan lembaga terkait memobilisasi sumber daya untuk implementasi deklarasi.

 

Lalu dalam Deklarasi Pemimpin ASEAN mengenai Pembangunan Konektivitas Pembayaran Kawasan dan Promosi Transaksi Mata Uang Lokal, ASEAN berkomitmen memajukan konektivitas pembayaran dengan memanfaatkan peluang melalui inovasi, mendukung kerja sama kemampuan fasilitas sistem pembayaran lintas-perbatasan.

 

Kemudian Deklarasi Pemimpin ASEAN tentang Pembangunan Ekosistem Kendaraan Listrik di Kawasan, ASEAN berkomitmen mengikutsertakan seluruh negara anggota ASEAN mendukung adopsi kendaraan listrik dan perbaikan industri kendaraan listrik, dan mempromosikan kerja sama mitra eksternal melalui mekanisme ASEAN dan lembaga internasional.

 

Selain itu, menugaskan Dewan Masyarakat Ekonomi ASEAN untuk mengawasi implementasi deklarasi tersebut.

 

Setelah mengikuti sejumlah pertemuan dalam rangkaian KTT ASEAN, para kepala delegasi berangsur-angsur meninggalkan Labuan Bajo.

 

Jokowi dalam jumpa pers di media center KTT ASEAN di Labuan Bajo menegaskan bahwa ASEAN adalah keluarga.

 

“Ikatannya sangat kuat, kesatuannya sangat penting untuk berlayar menuju tujuan yang sama, menjadikan ASEAN epicentrum of growth dan kawasan damai, stabil, dan sejahtera,” demikian Presiden RI.

 

Ket. Foto:

Presiden Joko Widodo (kelima kiri), Perdana Menteri Malaysia Anwar Ibrahim (kelima kanan), Sultan Brunei Darussalam Hassanal Bolkiah (keempat kiri), Presiden Filipina Ferdinand Marcos Jr (keempat kanan), Sekretaris Jenderal ASEAN Kao Kim Hourn (ketiga kanan), Presiden Asian Development Bank Masatsugu Asakawa (ketiga kiri), Menko Perekonomian Airlangga Hartarto (kedua kiri), Menteri Perekonomian Malaysia Moh Rafizi bin Ramli (kedua kanan), Menteri Keuangan Brunei Darussalam Awang Haji Mohd Amin Liew Abdullah (kiri) dan Ketua Mindanao Development Authority (MinDA) Maria Belen Sunga-Acosta (kanan) berfoto bersama sebelum memulai pertemuan Brunei Darussalam-Indonesia-Malaysia-Philippines East ASEAN Growth Area (BIMP-AEGA) Ke-15 dalam KTT Ke-42 ASEAN di Labuan Bajo, Manggarai Barat, NTT, Kamis (11/5/2023). POOL/ANTARA FOTO/Aprillio Akbar/rwa.

 

Sumber: antaranews.com

Artikel ini tayang di jaringan media Matamaja Group

 

https://matamaja.com/

https://ppnews.id/

https://otoritas.id/

https://buser.id/

https://buser.co.id/

https://buser.web.id/

https://buserjatim.com/

https://buserjabar.com/

https://intelejen.id/

https://gardapublik.com/

https://gardahukum.com/

https://libaz.id/

https://tnipolri.com/

https://libaz.id/

https://ainews.id/

https://lacakberita.com/

https://awasjatim.com/

https://beritamadiun.id/

https://suaramajalengka.com/

https://realistis.id/

https://gmbinews.com/

https://newscobra07.com/

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *