SIDOARJO, BUSERJATIM.COM – Program Sidoresik atau “Sidoarjo Revitalisasi Fungsi Kali” diluncurkan Bupati Sidoarjo Ahmad Muhdlor Ali, Selasa (30/11/2021). Ini merupakan gerakan sosial yang menggalang kolaborasi banyak pihak untuk menjaga dan meningkatkan kebersihan sungai di wilayah Sidoarjo.
“Program pemerintah tanpa partisipasi rakyat tidak akan terlaksana dengan baik. Maka kita harus bangun partisipasi, kita galang kolaborasi dengan banyak pihak untuk menjaga sungai, untuk merevitalisasi sungai,” tuturnya.
Muhdlor tak ingin gerakan semacam ini hanya seremonial saja alias gebyar ketika diluncurkan. “Jangan sampai ini bicara di tataran konsep saja. Harus benar-benar membumi dan direalisasikan di lapangan,” jelas Muhdlor.
Bupati Sidoarjo yang akrab dipanggil Gus Muhdlor itu mengatakan, program “Sidorsik” akan menjadi social movement atau gerakan sosial masyarakat. Menurutnya social movement merupakan hal yang wajib untuk selalu didengungkan. Pasalnya keterlibatan masyarakat sangat dibutuhkan dalam pembangunan.
“Gerakan sosial ini paling masif kalau antara pemerintah dan masyarakat visinya sama,” ucapnya.
Gus Muhdlor juga berharap melalui program “Sidoresik” seperti ini mampu menggerakkan masyarakat merasa memiliki Sidoarjo, termasuk dalam menjaga serta merawat sungai.
“Yang pertama harus disasar adalah maslah sampah di sungai. Masalah sungai adalah masalah kita bersama. Semua harus digerakkan, termasuk PKK,” ucapnya.
Kepala Dinas PUBMSDA Sidoarjo Sigit Setyawan mengatakan, program Sidoresik adalah program menjaga kebersihan sungai usai dilakukan normalisasi. Melalui program tersebut diharapkan tumbuh kesadaran masyarakat untuk ikut menjaga kebersihan sungainya. Dikatakannya Pemkab Sidoarjo mengeluarkan anggaran yang cukup besar untuk melakukan revitalisai atau normalisasi sungai-sungai yang ada. Menurutnya anggaran tersebut seakan terbuang percuma bila sungai yang telah dinormalisasi kembali kumuh.
“Terus terang Pemda, dinas PU setiap tahun mengeluarkan anggaran yang cukup besar untuk normalisasi sungai maupun perbaikan plengsengan, namun keluhan banyaknya sampah, petani yang tidak kebagian air masih ada, makanya kami jawab dengan program ini,”ucapnya.
Sigit mengatakan semua pihak dilibatkan dalam program baru tersebut. Pasalnya mewujudkan revitalisasi sungai tidak bisa dilakukan sendiri oleh dinasnya. Dibutuhkan dukungan semua pihak, terutama masyarakat. Peran camat beserta ketua PKK Kecamatan yang tidak lain adalah istri camat sangat dibutuhkan demi suksesnya program tersebut.
“Bapak camat dan ibu ketua tim penggerak PKK kecamatan diharapkan dapat mendorong desanya agar mengikuti program ini karena terus terang revitalisasi sungai tidak bisa dilakukan dinas PU saja tetapi perlu didukung oleh kecamatan dan desa sehingga masyarakat bisa merasakan manfaat dari sungai yang sudah direvitalisasi,”ujarnya.
Ketua TP-PKK Kabupaten Sidoarjo Sa’adah Muhdlor menilai, sungai memiliki potensi nilai ekonomi. Sungai-sungai yang ada di Sidoarjo dapat dijadikan jujugan wisata, tentu setelah direvitalisasi. Selain itu, masyarakat harus dapat merawat dan menjaga kebersihannya.
Istri Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor itu akan mencoba menggerakkan masyarat agar memiliki kepedulian memlnjaga sungainya. Caranya dengan menggelar lomba kebersihan sungai melalui program Sidoresik.
“Harus ada semacam kompetisi untuk menjadi trigger bagi warga untuk mau menjaga sungainya bersama,” ucapnya.
Sa’adah yakin melalui lomba akan menyadarkan masyarakat akan pentingnya menjaga kebersihan. Untuk itu kader PKK tingkat kecamatan dan desa akan digerakkannya. Dirinya optimis program tersebut dapat tersampaikan dengan baik lewat semangat ibu-ibu kader PKK.
“Kader PKK itu sungguh hebat, ada di desa-desa, kader PKK saya anggap adalah penggerak SDM ditingkat desa, dengan semangat ibu-ibu kader PKK, segala program bisa berjalan,”ujarnya. (Tim/Kominfo).