DENPASAR , BUSERJATIM.COM-
Puncak Pelebon Pratiwa Nyawa Ngasti Wedana Ida Cokorda Pemecutan XI menjadi perhatian publik yang memadati Puri Agung Pemecutan di Denpasar, Jumat 21 Januari 2022.
Masyarakat umum pun sengaja berbondong-bondong datang menyaksikan pemberangkatan Ida Cokorda Pemecutan XI yang menggunakan bade tumpang solas atau sebelas.

Namun di tengah pandemi, masyarakat tetap menggunakan masker termasuk keluarga besar Puri Agung Pemecutan menerapkan protokol kesehatan (prokes) Covid -19.
Upacara tersebut dipuput oleh 11 pendeta atau sulinggih, mengingat dinobatkan sebagai Raja Badung ke XI juga dipuput sebelas sulinggih.
Ida Cokorda Pemecutan XI mabiseka sebagai Raja Pemecutan pada 1989, menggantikan ayahnya Ida Cokorda Pemecutan X yang lebar tahun 1986.
Selama pelaksanaan pelebon ada penutupan total di kawasan Jalan Thamrin dan Jalan Hasanuddin yang dijaga Pecalang, kepolisian, Satpol PP Denpasar dan Dinas Perhubungan.
Pada kesempatan itu, hadir Panglingsir Puri Gerenceng, Anak Agung Ngurah Agung,
Jero Den Sema Pemecutan Agung Alit Mangku, Owner Bebek Tepi Sawah Jero Dukuh Nyoman Sumerta, Anggota Komisi II DPR RI A.A Bagus Adhi Mahendra Putra dan Ketua Komisi III DPRD Provinsi Bali dari fraksi PDI Perjuangan, A.A Ngurah Adhi Ardhana.
Adik Sepupu Ida Cokorda Pemecutan XI, Drs Anak Agung Ngurah Putra Darmanuraga sempat mengatakan ketokohan Ida Cokorda Pemecutan selalu menjadi perhatian publik dan tegas dalam mengambil sikap, tanpa bisa ditawar – tawar. Meskipun nampak berseberangan terdahap otoritas politik yang diikuti.
“Banyak yang mengatakan merakyat, banyak yang terkesan karena bicaranya ceplas-ceplos,” ujar Darmanuraga.
Namun Ida Cokorda Pemecutan XI tetap obyektif, terus melakukan komunikasi dan membingbingnya. Pengalaman politiknya cukup lengkap pernah duduk sebagai Dewan Perwakilan Rakyat dari DPRD Badung (kabupaten), DPRD Bali (provinsi) dan DPR (pusat).
Gubernur Bali Wayan Koster bersama rombongan pun hadir melayat sebelum puncak Pelebon.
Dikatakan pula, sosok Ida Cokorda Pemecutan XI memang memegang prinsip yang kuat sejak kecil, dewasa hingga detik – detik berpulangnya.
“Beliau tidak pernah berubah, bila ingin sesuatu harus tercapai, punya prinsip yang kuat dan susah dibantah,” ujar Darmanuraga yang juga seumuran dan teman bermainnya sejak kecil.
Almarhum yang bernama asli Anak Agung Ngurah Manik Parasa juga dikenal Ngurah Manik Batu karena sosok pemimpin teguh pendirian.
Owner Bebek Tepi Sawah Jero Dukuh Nyoman Sumerta juga mengakui sosok kepemimpinan Ida Cokorda Pemecutan XI bicaranya ceplas-ceplos dan merakyat.
“Saya kenal betul beliau, teman sepermainan berkendaraan Harley-Davidson dan pencinta Jeep Willys,” ungkapnya.
Selain itu, ketokohannya selalu terbuka dengan siapa saja dan memegang teguh prinsip kebenaran itu sendiri.
Beliau menganggap semua bersaudara (vasudhaiva kutumbakam),” imbuhnya.
Sedangkan, Jero Den Sema Pemecutan Agung Alit Mangku menambahkan, Ida Cokorda Pemecutan XI seorang kesatria memberikan pengayoman kepada semua warga. Berkomitmen menjaga keragaman Pulau Dewata yang penuh keberagam (pluralisme) dan ajeg Bali.
“Beliau merangkul siapa saja, tanpa membedakan latar belakang, semua dianggap saudara,” ungkapnya. Hal itu dibuktikan dengan penampilan Kesenian Rodat dari Kampung Islam Kepaon Denpasar disamping tabuh kesenian Bali.
Menurut Amrillah dari Kampung Islam Kepaon, persembahan Kesenian Rodat sebagai bukti hubungan leluhurnya dengan Puri Agung Pemecutan sudah terjalin secara turun – temurun.Untuk itu, hubungan baik itu patut di jaga bersama agar Bali sebagai miniaturnya Indonesia selalu damai.
Di jelaskan pula, Kesenian Rodat sebuah kesenian yang lahir dan berkembang di Kampung Islam Kepaon mulai saat nenek-moyang orang-orang Kepaon mendiami daerah tersebut.
Kesenian ini adalah sebuah kesenian yang bernuansa islami, karena pendukung kesenian keseluruhannya adalah orang-orang asli Kepaon yang notabe adalah orang Bali Asli Muslim, pungkasnya. Tetap Selalu Menjaga Prokes 5 M. (Hary77-Team-Red)