Madiun – Kekeringan akibat musim kemarau panjang berdampak terhadap menurunnya debit mata air di hampir semua wilayah Kabupaten Madiun, yang berdampak terhadap sektor pertanian.
Melihat situasi tersebut, Babinsa Desa Sumberejo Koramil 11/Geger, jajaran Kodim 0803/Madiun, Serka Suyud membatu masyarakat di wilayah binaan dengan bergotong royong membangun sumur bor di area persawahan desa setempat pada Senin (16/10/2023).
Serka Suyud menuturkan, bahwa musim kemarau yang panjang sangat berdampak kepada para petani, dimana biaya produksi akan mengalami peningkatan karena para petani harus mengeluarkan dana tambahan, untuk membuat sumur di sawah. Hal itu dilakukan sebagai upaya pemenuhan pengairan, agar tanaman pertanian mereka tidak mati.
“Para petani di kecamatan Geger pada umumnya mengandalkan sumur bor di setiap areal persawahan untuk memenuhi kebutuhan air saat musim kemarau,” katanya.
Lebih lanjut Serka Suyud menambahkan, dengan biaya yang tidak sedikit, para petani harus membuat sumur bor di sawah, agar nantinya bisa digunakan untuk pengairan pertanian.
“Pembuatan sumur bor setidaknya membutuhkan dana sekitar Rp15 juta hingga Rp30 juta, dengan kedalaman sumur mencapai 100 meter lebih, agar mendapat sumber air,” imbuhnya.
Pembuatan sumur inipun menjadi pilihan, agar tanaman pertanian tidak mati karena layu. Jika beruntung, bisa menyelamatkan tanaman dan meraih sukses saat musim panen tiba.
“Saat ini para petani hanya bisa berharap pembuatan sumur bisa menyelamatkan tanaman pertanian mereka,” tandasnya.