Kian Memanas, Giliran Israel Luncurkan Serangan Balasan ke Lebanon & Jalur Gaza

matamaja Group//Beirut – Situasi antara Israel dan Palestina kian memanas, hingga berada di titik saling serang rudal lintas perbatasan.

Terbaru, pada Jumat (7/4), militer Israel menggempur sejumlah wilayah di Lebanon dan Jalur Gaza sebagai balasan atas serangan rudal yang sebelumnya dikerahkan ke bagian utara negara itu.

Dikutip dari Reuters, Israel melaporkan bahwa unit jet tempurnya telah menghantam beberapa target militer vital milik militan pembela rakyat Palestina yang menguasai Jalur Gaza, Hamas, termasuk lokasi pembuatan senjata dan salah satu sistem pertahanan udara mereka pada dini hari waktu setempat.

Menjelang fajar, militer Israel kemudian menambahkan pihaknya juga menyerang target lain yang masih berkaitan dengan Hamas di bagian selatan Lebanon.

Penduduk sekitar kamp pengungsian Rashidiyeh mengaku telah mendengar tiga suara ledakan keras, sementara dua sumber di Lebanon mengatakan gempuran terbaru telah menghantam sebuah bangunan kecil di lahan pertanian dekat area yang sempat dijadikan titik peluncuran rudal ke arah wilayah Israel sebelumnya.

Hingga berita ini dirilis, tidak ada laporan mengenai korban jiwa — baik di Lebanon maupun di Jalur Gaza, imbas serangan rudal Israel.

Adapun serangan balasan Israel tersebut ditujukan sebagai tanggapan atas gempuran rudal dari arah Lebanon ke wilayah utara Israel pada Kamis (6/4). Wilayah itu dihujani oleh 34 rudal, yang mana 25 di antaranya berhasil dicegat oleh sistem pertahanan udara Israel.

Usai serangan rudal terjadi, rekaman televisi setempat memperlihatkan gumpalan asap besar yang membubung tinggi di atas kota perbatasan bagian utara Israel yang paling terdampak, Shlomi.

Beberapa mobil di jalanan kota itu tampak hancur, sementara Israel Airport Authority melaporkan mereka telah menutup bandara Haifa dan Rosh Pina di bagian utara hingga waktu yang belum ditentukan.

Pada saat bersamaan, sejumlah rudal turut dikerahkan ke arah Israel dari Jalur Gaza, tetapi sebagian besar berhasil dicegat dan tidak ada laporan lebih lanjut mengenai korban jiwa atau kerusakan yang diderita pihak Israel dari kedua serangan lintas perbatasan itu.

Otoritas Israel meyakini serangkaian serangan rudal yang ditujukan ke negaranya merupakan ulah Hamas, lantaran pengaruh kelompok militan ini tak hanya sebatas di Jalur Gaza saja, tetapi juga ada di Lebanon.

Hamas dan Israel merupakan musuh bebuyutan — kedua pihak acap kali terlibat dalam konflik bersenjata di wilayah-wilayah Palestina yang diduduki.

“Tanggapan Israel — malam ini dan nanti, akan menuntut harga yang signifikan dari musuh-musuh kami,” kecam Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu, usai pertemuan dengan kabinet keamanan digelar.

Lebih lanjut, serangan dari Lebanon ke bagian utara Israel terjadi pada saat bersamaan ketika Pemimpin Hamas, Ismail Haniyeh, sedang melawat ke negara di Timur Tengah itu.

Meski Israel menyalahkan Hamas atas serangan terbaru ke wilayah negaranya, tetapi para ahli keamanan Israel berpendapat bahwa Hizbullah — kelompok Syiah di Lebanon yang bersekutu dengan Iran, pasti telah juga memberikan izin untuk meluncurkan serangan.

Argumen itu disampaikan oleh mantan kepala intelijen militer Israel, Tamir Hayman, dalam cuitannya di Twitter.

“Ini bukan penembakan Hizbullah, tapi sulit dipercaya bahwa Hizbullah tidak mengetahuinya,” tulis Hayman. Selain Hamas, Iran merupakan musuh utama Israel dan negara ini memiliki pengaruh yang cukup signifikan di Lebanon.

Serangan Terbesar sejak Perang Israel-Lebanon Tahun 2006
Adapun serangan yang melanda Israel merupakan yang terbesar sejak Juli 2006, ketika negara ini berperang dengan Hizbullah di Lebanon. Perdana Menteri Lebanon, Najib Mikati, kemudian mengeluarkan pernyataan resmi yang mengutuk serangan dari wilayahnya. Meski demikian, dari pihak Hizbullah belum memberikan komentar lebih lanjut.

Serangkaian serangan rudal lintas perbatasan itu terjadi menyusul penggerebekan selama dua hari berturut-turut oleh pasukan keamanan Israel di Masjid Al-Aqsa, Yerusalem.

Ketika kekerasan pecah ada Selasa (4/4), pasukan penjajah menyerbu situs suci itu dan membubarkan paksa ratusan jemaah Muslim Palestina yang sedang beribadah.

Konfrontasi yang berlangsung bertepatan pada bulan suci Ramadhan dan perayaan Paskah Yahudi tersebut menjadi tak terelakkan, hingga mengundang kecaman dari berbagai negara bermayoritas Muslim, termasuk dari Hizbullah dan Hamas.

Dalam keterangannya, Hamas menuntut pertanggungjawaban penuh dari pihak Israel atas kekerasan yang terjadi di Masjid Al-Aqsa.

“Kami menganggap penjajah Zionis bertanggung jawab penuh atas eskalasi besar dan agresi yang mencolok terhadap Jalur Gaza dan atas konsekuensi yang akan ditimbulkannya terhadap wilayah tersebut,” bunyi pernyataan Hamas.

Secara terpisah, pejabat senior Hizbullah Hashem Safieddine juga menegaskan bahwa setiap pelanggaran terhadap Masjid Al-Aqsa akan secara langsung mengobarkan api di seluruh wilayah.

Respons Dunia Internasional
Situasi menegangkan di antara Palestina, Israel, dan Lebanon mengundang kekhawatiran meluas dari berbagai pihak internasional.

Misi penjaga perdamaian PBB di Lebanon, United Nations Interim in Lebanon (UNIFIL), mengatakan pihaknya telah melakukan kontak dengan kedua belah pihak dan mengindikasikan adanya keinginan mereka untuk tidak berperang.

Namun, UNIFIL memandang situasi saat ini masih sangat sensitif dan rentan terhadap eskalasi konflik. “Kami mendesak semua pihak untuk menghentikan semua tindakan di Garis Biru sekarang,” tegas UNIFIL, mengacu pada demarkasi perbatasan antara kedua negara.

Sementara itu, Dewan Keamanan PBB (United Nations Security Council/UNSC) juga mengadakan pertemuan tertutup untuk membahas krisis menahun antara Palestina dan Israel yang tak kunjung usai. Hal itu disampaikan oleh Wakil Duta Besar Amerika Serikat untuk PBB, Robert Wood.

“Penting bagi semua pihak untuk melakukan apa yang dapat mereka lakukan untuk meredakan ketegangan,” ujar Wood kepada wartawan, usai pertemuan tertutup di UNSC.

Sebenarnya, kekerasan acap kali berlangsung di kompleks Masjid Al-Aqsa pada hari-hari besar keagamaan umat Islam dan Yahudi. Situasi serupa terjadi di bulan ini, ketika Ramadhan dan liburan hari raya Paskah Yahudi bertepatan di bulan yang sama.

Masjid Al-Aqsa atau yang disebut sebagai Temple Mount bagi orang Yahudi ini adalah situs sensitif, lantaran merupakan situs paling suci bagi pemeluk agama Yahudi dan masjid suci ketiga bagi umat Islam setelah Masjidil Haram dan Masjid Nabawi.

Sejak perang 1967, ada aturan status quo antara Israel, Palestina, dan Yordania yang melarang nonmuslim beribadah di sana. Orang nonmuslim hanya dapat mengunjungi kompleks Al-Haram al-Sharif di waktu-waktu tertentu saja.

Meski demikian, semakin banyak orang Yahudi garis keras yang tidak menggubris larangan itu — diperburuk dengan minimnya pengawasan serta tindakan tegas dari aparat keamanan sekitar.

Penyelewengan status quo pun semakin tak terhindarkan di bawah kepemimpinan Netanyahu dan jajaran sayap kanannya yang merupakan sosok Yahudi ultranasionalis.

Ket. Gambar :
Ledakan dari serangan udara Israel di Khan Younis di Jalur Gaza selatan, 7 April 2023. Foto: Ashraf Amra/Reuters

(@aher/kumparan.com)

https://ppnews.id/kian-memanas-giliran-israel-luncurkan-serangan-balasan-ke-lebanon-jalur-gaza/

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *