Harta Karun Terpendam di Balik Lumpur Lapindo Sidoarjo

Jakarta-
Dibalik bencana semburan lumpur yang membayangi masyarakat , ternyata selama 15 tahun ini menyimpan ‘harta karun’ yang dicari oleh dunia.
Semburan lumpur panas di Sidoarjo, Jawa Timur diketahui menyimpan mineral logam tanah jarang (LTJ) atau ‘rare earth’.

Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) juga mencatat adanya potensi logam raw critical yang jumlahnya melebihi dari jumlah kapasitas logam tanah jarang di daerah tersebut.

Kepala Badan Geologi Kementerian ESDM, Eko Budi Lelono menyatakan, pihaknya sudah melakukan penyelidikan terkait adanya mineral logam tanah jarang di Lumpur Lapindo sejak 2020 lalu.

“Tahun 2020 penyelidikan di sana, dan teman-teman kami terlibat dan lakukan kajian secara umum di Sidoarjo. Ada indikasi logam tanah jarang ini, selain logam tanah jarang ada logam raw critical material yang jumlahnya lebih besar dari logam tanah jarang,” paparnya.(dikutip dari situs CNBC Indonesia).

Lebih lanjut, Eko menerangkan tahun 2021, Badan Geologi Kementerian ESDM sudah melakukan kajian secara mendetail atas temuan tersebut dan hingga kini hasilnya masih dalam pemrosesan. Dan hasil kajian baru akan diberikan kepada publik jika sudah tuntas dilakukan.

“Ini kerjasama dengan dua institusi dan perlu koordinasi akan hasilnya dan diintegrasikan. Saat ini sedang diintegrasikan sehingga nanti kita bisa tahu potensi logam tanah jarang di Sidoarjo,”terangnya.

Seperti diketahui, logam tanah jarang berfungsi sebagai bahan baku energi dalam pembuatan baterai, dan dalam hal ini bisa sebagai bahan baku baterai kendaraan listrik. Bahkan, mineral tanah jarang juga bisa menjadi bahan baku pembangkit listrik tenaga nuklir (PLTN).

Kementerian ESDM juga membuka peluang investasi untuk menggarap eksplorasi logam tanah jarang ini. Khususnya pada sektor teknologi untuk memproses perolehan eksplorasi.
(Pewarta JK/Dikutip dari CNBC Indonesia)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *