CIREBON – BUSERJATIM.COM –
Film layar lebar ber-genre horor “Keramat” sikuel yang kedua ini mengambil judul “Caruban Larang ” di kritisi oleh salah satu penggiat kebudayaan Kabupaten Cirebon R.CHAIDIR SUSILANINGRAT
Pendiri Komunitas Pusaka Cirebon KENDI PERTULA, mengatakan bahwa dirinya sangat menyayangkan nama Caruban di gunakan sebagai judul film yang ber-genre horor apalagi berkonotasi negatif. Minggu (30/07/2022).
“Apakah para insan film itu tahu makna dari kata Caruban Larang? Masyarakat Cirebon,khususnya yang masih menjunjung tinggi adat tradisi Cirebonan tentunya tidak akan rela bila nama Caruban Larang diidentikkan dengan dunia mistik yang berkonotasi negatif, apalagi kalau semata-mata demi meraup keuntungan dari bisnis perfileman yang bergenre horror”
Dirinya menjelaskan bahwa nama Caruban adalah adalah nama awal Cirebon pada saat baru terbentuk sebagai pemukiman di pesisir pantai yang awalnya dikenal dengan sebutan Kebon Pesisir.Lokasi saat ini sekitar kawasan Lemahwungkuk Kota Cirebon.
“Pada masa itu Pangeran Cakrabuwana dan mertuanya,Ki Gede Alang-alang, bermusyawarah dengan warga yang tinggal di pedukuhan yang baru terbentuk, dan mereka bersepakat padukuhan tersebut di berinama Caruban, dari bahasa kuno yang artinya ‘campuran’ “.
“Pada perkembangannya lebih lanjut Pedukuhan Caruban menjadi Kerajaan/Kesultanan yang bernama Caruban Nagari”.
“Caruban Larang adalah sebutan untuk kawasan pantai yang ramai dengan aktivitas nelayan, perdagangan dan jasa”
“Sedangkan wilayah pedalaman yang jauh dari pantai yang merupakan wilayah pertanian, perkebunan,peternakan,dikenal dengan sebutan Caruban Girang”.
“Wilayah Caruban yang sekarang bernama Cirebon diyakini sebagai tanah yang penuh karomah,warisan para wali,karena dulu di masa kepemimpinan Sunan Gunungjati wilayah ini menjadi pusat syiar Islam,tempat berkumpulnya majelis Wali Sanga,sehingga Cirebon dikenal juga dengan sebutan Puser Bumi”penjelasan R.CHAIDIR SUSILANINGRAT.
“Jadi apakah masih pantas nama besar Caruban di sandingkan dengan dengan hal-hal berkonotasi negatif ?, Sedangkan nama tersebut sangatlah Sakral di dalam kepercayaan masyarakat Kota dan Kabupaten Cirebon.Dan merupakan pemberian langsung oleh Gusti Sinuhun Sunan Gunung jati, yang bermakna cikal bakal salah satu bentuk Perwujudan Pancasila yang sesungguhnya” Tutup R.CHAIDIR SUSILANINGRAT.
( RED/PANJI**Sendi )