Madiun, – Hasil kerja keras Perwira Korem 081/DSJ, Letda Inf Sunariyono untuk dapat meningkatkan kesejahteraan keluarganya kini membuahkan hasil yang manis. Melalui usahanya dalam mengolah limbah plastik menjadi biji plastik, dia telah berhasil mengangkat perekonomian keluarganya.
Dalam satu minggu, usahanya itu rata-rata mampu mengolah limbah plastik kurang lebih 4,5 Ton, tergantung dari jenis limbah plastiknya. Limbah-limbahnya itu diperolehnya dari para pengepul barang rongsokan dan pemulung.
Berawal dari keinginannya untuk mempunyai penghasilan tambahan, Sunariyono telah merintis usahanya sejak 6 tahun yang lalu. “Dulu saya melihat di Madiun ini kok sulit mencari penghasilan tambahan, padahal saya sangat ingin meningkatkan kondisi perekonomian keluarga. Maklum waktu itu saya juga banyak kebutuhan,” katanya saat ditemui di lokasi usaha pengolahan limbah plastik miliknya yang berada di Desa Uteran, Kecamatan Geger, Kabupaten Madiun, Kamis (17/2/2022).
“Dari situ saya sempat cerita kepada teman sekolah dulu, tentang keinginan untuk mempunyai penghasilan tambahan. Kebetulan teman saya itu suaminya pengusaha dan punya pabrik pengolahan biji plastik di Surabaya,” lanjutnya.
Bak gayung bersambut, kemudian temannya itu menawarkan untuk belajar di pabriknya selama 3 bulan. Mulai saat itu, agar tidak menganggu waktu kedinasannya, setiap Sabtu dan Minggu dirinya pergi ke Surabaya.
Setelah belajar di sana, tidak lantas membuat Sunariyono langsung bisa memulai usahanya. Dia harus putar otak untuk merakit mesin yang digunakan untuk mengolah limbah plastik menjadi biji plastik yang siap jual.
“Alatnya itu kan tidak ada yang jual. Jadi sewaktu belajar di Surabaya, saya perhatikan betul proses dan cara kerja mesin tersebut. Bahkan setiap bagian mesin saya ukur berapa panjang atau ketebalannya,” jelasnya.
Karena waktu itu kekurangan modal dalam membuat mesin itu sendiri. Sunariyono pun memberanikan diri untuk melakukan peminjaman di bank sebagai modal awal.
“Jadi karena tekad saya sudah bulat. Saya beranikan diri untuk pinjam di bank sebesar Rp 200 juta. Modal itu untuk merakit mesin, membuat tempat, beli bahan limbah plastik dan kendaraan angkutnya,” ungkapnya.
Kalau merintis usaha itu tidak mudah dan dapat merugi, Sunariyono pun demikian. Dirinya juga tak lepas dari hal tersebut. “Dulu awalnya itu sempat rugi. Beli bahan baku Rp 25 juta setelah diolah cuma menghasilkan Rp 23 juta. Dari situ saya lakukan evaluasi, baik dari mesin pengolahannya, pembelian bahan baku maupun proses pengerjaannya,” bebernya.
Dari kerugian demi kerugian yang dialami dalam usahanya itu. Akhirnya dengan semangat dan kerja kerasnya yang tidak pernah padam, kini Sunariyono telah mampu mempunyai penghasilan tambahan dan kesejahteraan keluarganya pun semakin meningkat. “Alhamdulillah minimal dalam seminggu Rp 2 juta bersih. Sudah dipotong dengan gaji karyawan dan biaya operasional lainnya,” ungkapnya.
Bahkan dengan usahanya itu, Sunariyono telah berhasil meningkatkan kesejahteraan para warga di sekitar tempat tinggalnya dengan menyediakan lapangan kerja bagi mereka. Karena dari 14 karyawan yang dimiliki saat ini, seluruhnya merupakan para tetangganya sendiri.