Papua, Buserjatim.com – Kecaman terhadap Anggota DPR RI, Effendi Simbolon atas pernyataannya yang menyamakan TNI seperti gerombolan bahkan melebihi ormas terus disuarakan oleh prajurit TNI di berbagai penjuru Nusantara.
Di Papua sendiri, sebelumnya Pangdam XVII/Cenderawasih Mayjen TNI Muhammad Saleh Mustafa menyayangkan pernyataan Politisi PDIP tersebut, kini Danrem 172/PWY Brigjen TNI J.O Sembiring turut angkat bicara.
Danrem 172/PWY mengecam keras dan menyebut Efendi simbolon hanya mencari popularitas murahan dari pernyataan tersebut.
“Pernyataannya yang menyatakan TNI seperti gerombolan, lebih-lebih dari ormas sangat menyakiti hati saya dan prajurit saya. Saya meyakini hati kecil setiap prajurit TNI kecewa dengan pernyataan Effendi Simbolon tersebut,” ucap Danrem JO kepada wartawan di sela-sela konferensi pers Penyelenggaraan Video Kreatif di Aula Makorem, Distrik Abepura, Kota Jayapura, Papua, Rabu (14/09).
Danrem menilai, anggota Komisi I DPR RI tersebut sedang berupaya mengadu domba pimpinan TNI dengan tujuan memecah belah TNI. “Saya tegaskan prajurit saya tetap satu komando. Atasan kami bukan EF (Effendi Simbolon) tapi bapak Pangdam, Kasad, Panglima TNI dan Presiden,” tegasnya.
Oleh karena itu, lanjut Danrem, ketika kita menjabat harus tahu diri karena jabatan ini tidak abadi, tetapi ada masanya. “Oleh karena itu moncong harus dijaga, jangan membuat kegaduhan Nasional,” tegasnya mengingatkan.
Menurut Danrem JO, pernyataan EF telah membuat kegaduhan di Republik ini. Karena sebagai seorang intelektual, seharusnya bisa membedakan apa yang dimaksud gerombolan dan TNI. Gerombolan adalah sekumpulan orang-orang pengacau sedangkan TNI adalah benteng pertahanan negara.
Secara tegas, Danrem juga meminta EF untuk mundur dari jabatannya sebagai wakil rakyat di DPR RI. “Jika tidak bisa menjadi cerminan bagi masyarakat maka mundur saja, kami lebih hormat kepada Ketua DPRD Lumajang H. Anang Akhmad Saifuddin yang berani mengundurkan diri dari jabatannya, hanya karena salah melafalkan pancasila, walaupun itu menurut kami hanya ketidaksengajaan. Tetapi kami menaruh hormat kepada beliau yang gentle mengakui kesalahannya,” katanya.
“Sekali lagi kalau dia tidak meminta maaf kepada prajurit TNI, maka lebih baik mengundurkan diri saja,” tegasnya.
“Seperti kata Panglima Besar TNI Jenderal Soedirman kepada penjajah Belanda “Saya akan peringatkan Belanda, kalau mereka menyakiti Soekarno, maka bagi mereka tidak akan pernah ada kata ampun!,” pukas Danrem.
(115)