PROBOLINGGO, BUSERJATIM.COM – Sebagai upaya meminimalisir terjadinya kecelakaan, Dinas Perhubungan (Dishub) Kabupaten Probolinggo bakal membangun pos jaga dan palang pintu di perlintasan kereta api (KA) sebidang di Desa Kerpangan Kecamatan Leces.
Pembangunan pos jaga dan palang pintu ini akan dilakukan tahun ini dengan anggaran sebesar Rp 199.996.164 untuk palang pintu dan Rp 82.632.000 untuk pos jaga sesuai regulasi standar dari perkeretaapian. Mulai dari toilet hingga listrik dan PDAM.
Sebelum pembangunan pos jaga dan palang pintu dilakukan, Dishub telah mendelegasikan 4 (empat) orang petugas lapangan mengikuti pendidikan dan pelatihan (diklat) penjaga perlintasan sebidang kereta api di Politeknik Perkeretaapian Indonesia (PPI) Madiun selama 5 (lima) hari.
“Alhamdulillah mereka sudah lulus dan mendapatkan sertifikat. Selanjutnya mereka akan mengikuti uji kompetensi dari Dirjen Perkeretaapian Kementerian Perhubungan (Kemenhub) RI. Tetapi meskipun belum keluar hasil uji kompetensinya, mereka sudah bisa bertugas di lapangan. Tetapi tetap akan dilakukan uji kompetensi,” ujar Kasi Keselamatan Transportasi Dishub Kabupaten Probolinggo Mochammad Kartono.
Tono menjelaskan, pengiriman personil dalam diklat di PPI Madiun ini dilakukan sebagai tindak lanjut dari rekomendasi terkait pos jaga dan palang pintu dari Dirjen Perkeretaapian Kemenhub RI. “Kami mendapatkan 13 rekomendasi teknis pos jaga dan palang pintu perlintasan sebidang kereta api di wilayah Kabupaten Probolinggo.
“Tetapi yang paling urgen adalah perlintasan sebidang kereta api di Desa Kerpangan Kecamatan Leces. Sebab disitu lalu lintasnya sangat padat sekali. Sehingga kami baru bisa membangun pos jaga dan palang pintu di Kerpangan menggunakan dana APBD Kabupaten Probolinggo,” terangnya.
Sementara Kepala Dishub Kabupaten Probolinggo Taufik Alami mengatakan pengiriman petugas lapangan untuk mengikuti diklat penjaga perlintasan sebidang kereta api ini merupakan salah satu bukti keseriusan Pemerintah Kabupaten Probolinggo dalam meningkatkan keselamatan transportasi, khususnya di perlintasan sebidang kereta api.
“Seperti kita ketahui di Kabupaten Probolinggo ada begitu banyak perlintasan yang tidak memiliki palang pintu dan pos jaga. Dari sekian banyak itu juga risiko terjadinya kecelakaan tinggi. Harapan saya, walaupun kita masih bisa membangun satu yang dibiayai APBD, setidaknya menjadi pioneer di masa mendatang,” katanya.
Menurut Taufik, untuk pembangunan pos jaga dan palang pintu serta penyiapan SDM personilnya ini memang terkendala oleh terbatasnya anggaran. “Dari 13 rekomendasi yang diberikan Dirjen Perkeretaapian Kemenhub RI, kita hanya mampu membangun 1 pos jaga dan palang pintu di Desa Kerpangan Kecamatan Leces. Semoga ke depan ada solusi untuk mengatasi permasalahan keterbatasan palang pintu,” jelasnya.
Taufik mengajak semua untuk berjuang bersama-sama antara pemerintah dan masyarakat demi terciptanya keselamatan transportasi di bidang perkeretaapian. Tahun ini, proses pembangunan pos jaga dan palang pintu ditargetkan selesai sehingga harapannya tahun 2023 sudah bisa beroperasi.
“Mohon doa dan dukungannya supaya pembangunan pos jaga dan palang pintu di perlintasan sebidang Desa Kerpangan ini lancar. Harapannya keberadaan pos jaga dan palang pintu ini mampu meminimalisir terjadinya kecelakaan,” pungkasnya.
Pewarta : Agus Salim