Hadir sebagai delegasi Indonesia, Anggota Badan Kerja Sama Antar Parlemen (BKSAP) DPR RI Puteri Komarudin serukan krisis kesehatan di Palestina. Hal ini ia sampaikan pada Sesi Pleno ketiga yang membahas kerja sama kawasan pada Pertemuan Tahunan Asia-Pacific Parliamentary Forum (APPF) ke-31.
“Tidak mungkin kita bicara soal krisis kesehatan tanpa melihat situasi yang terjadi di Palestina. Kita tahu bahwa serangan militer telah menewaskan lebih dari 13.000 warga Palestina, termasuk perempuan, anak-anak, lansia, dan difabel. Bahkan, serangan ini juga menargetkan 4 (empat) rumah sakit besar di Gaza, tak terkecuali rumah sakit Indonesia. Hal ini kemudian memicu lebih dari 50.000 pasien yang tak bisa tertangani secara maksimal,” tegas Puteri dalam Forum Kerja Sama di Wilayah Asia-Pasifik di Bidang Kesehatan Universal di Manila, Filipina, Jumat (25/11/2023).
“Tidak mungkin kita bicara soal krisis kesehatan tanpa melihat situasi yang terjadi di Palestina.”
Selanjutnya, dalam forum ini pula Puteri mengajak negara-negara di Asia Pasifik untuk menyerukan penghentian agresi militer dan membuka akses kesehatan bagi warga Palestina. “Yang ingin saya tekankan adalah perang dan serangan militer yang merusak layanan kesehatan tentu tidaklah dibenarkan dan harus dihentikan segera,” ucap Puteri.
Disamping memperjuangkan hak-hak kesehatan warga Palestina, Puteri mendorong kolaborasi dan kerja sama antar negara-negara di Asia-Pasifik untuk membangun ketahanan pada arsitektur kesehatan regional. Terutama untuk menyiapkan dan mengantisipasi risiko kesehatan yang belum pernah terjadi di masa depan, seperti wabah pandemi Covid-19.
“Kami di Indonesia senantiasa mengalokasikan anggaran kesehatan yang terus meningkat hingga Rp178,7 triliun pada tahun 2023. Anggaran ini digunakan untuk meningkatkan pelayanan kesehatan menuju cakupan kesehatan semesta atau Universal Health Care melalui Program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN),” tutup.
(dpr.go.id)