Limbah kandang ayam di dusun Suwaluh desa Sambirejo Pare, kabupaten Kediri
BUSERJATIM.COM || KEDIRI – Insiden yang terjadi pada Djoko Muriyantono, seorang wartawan yang diduga keracunan kotoran ayam, telah membuat heboh di kalangan masyarakat. Video yang menunjukkan kondisinya yang mengalami muntah-muntah dan kepala pusing viral di media sosial ini atas adanya aduan Warga dusun Suwaluh desa Sambirejo Pare, kabupaten Kediri, yang rumahnya diserbu jutaan lalat dan bau bangkai yang menyengat.
Dalam video tersebut, Djoko terlihat kesakitan dan sangat tidak nyaman. Dia terus-menerus muntah dengan keras dan berteriak meminta bantuan kepada rekan-rekannya yang berada di sekitarnya. Mereka segera merespons dengan membawa Djoko ke tempat yang lebih aman.
Menurut saksi mata, kejadian ini terjadi setelah Joko keluar dari kandang ayam petelur, dimana ia melakukan liputan terkait kondisi kebersihan di salah satu peternakan ayam di Pare. Warga mengeluh kandang ayam tersebut jarang dibersihkan kotorannya selama dua tahun lebih sehingga bau menyengat, banyaknya lalat membuat resah warga sekitar.
Kondisi kebersihan yang buruk di dalam kandang ayam dapat menyebabkan penumpukan kotoran dan bakteri yang berbahaya. Kotoran ayam mengandung berbagai patogen yang dapat meracuni manusia jika terpapar secara langsung.
Djoko Muriyantono saat ini sudah mendapatkan pertolongan medis pertama dan keluar dari kandang ayam. Dia mengalami gejala keracunan seperti muntah-muntah, kepala pusing, dan mungkin ada gejala lain yang belum diketahui.
” Mata pedas, bau menyengat sekali dan melihat tumpukan kotoran ” tai ” ayam setinggi 50 cm menandakan kandang tidak melaksanakan Kebersihan limbah peternakan secara intensif. Saya mual dan muntah- muntah seperti keracunan bahan kimia berbahaya,” ucap Djoko Muriyanto saat berburu informasi karena adanya aduan warga sekitar kandang di desa Sambirejo, Pare pada Jum’at, 24 November 2023.
Nisa dan Bayu Mandor peternakan menegaskan atas perintah Adi, Pemilik Kandang ayam petelur asal Pare, kotoran sudah 2 ( dua ) tahun ini tidak boleh diangkat atau dibersihkan dan bau bangkai ayam menyengat tidak dikubur dibiarkan berserakan di lahan sekitar peternakan tersebut.
” Jadi tai ayam sengaja tidak pernah dibersihkan lebih dari 2 ( dua ) tahun ini dikarenakan perintah pemilik supaya tetap kering. Ya dibiarkan saja tetap kering, dan kandang hanya disemprot air secukupnya. Saluran buangan air semprotan tidak ada, ni adanya saluran air hujan yang ditampung lubang resapan meresap langsung ke dalam tanah tanpa adanya pengelohan limbah khusus,” ucap Nisa yang sudah bekerja di kandang selama 2.5 tahun tidak tahu legalitas perijinan di kandang ayamnya.
Jurnalis: Hary
Narasumber: PJI