Sorong PBD, BUSERJATIM.COM GRUOP – Ketika perjalanan KM labobar dari balikpapan menuju ke pantoloan, terjadilah musibah kebakaran yang diduga murni berasal dari puntung rokok seorang penumpang yang membuang puntung rokok yang belum di matikan dengan benar ke dalam bak sampah yang terletak di dek 7, sehingga mengakibatkan kebakaran di atas Kapal Motor (KM) Labobar saat berlayar dari Balikpapan, Kalimantan Timur menuju Pelabuhan Pantoloan, Palu, Sulawesi Tenggara, beberapa waktu lalu tepatnya hari Jumat (3/11/23).
Menurut Nahkoda KM Labobar Capt Sudrajat saat sandar di dermaga Sorong (7/11) saat di temui awak media mengatakan bahwa insiden kebakaran tersebut murni berasal dari puntung rokok yang di buang ke dalam tong sampah namun belum di matikan dengan benar sehingga mengakibatkan api menyala dan mengenai sterefoom (cool box) dan akhirnya api bertambah membesar, namun dengan waktu yang singkat api tersebut dapat di padamkan oleh seluruh ABK dan perwira kapal yang selalu bersinergi bersama penumpang sehingga tidak ada korban jiwa.
Peristiwa kebakaran tersebut dibenarkan juga oleh salah seorang penumpang sebagai saksi mata bapak ( S ) ketika di temui awak media saat hendak turun dari kapal di tempat tujuannya Sorong. Ia pun mengatakan bahwa kejadian tersebut murni berasal dari puntung rokok.
Menurut saksi mata, Saat itu KM Labobar milik PT Pelni (Persero) dalam pelayaran dari balikpapan menuju ke pelabuhan pantoloan (palu), kemudian sekitar pukul 14.30 WITA ratusan penumpang semua naik ke atas dek 7 dengan mengunakan pelampung untuk menyelamatkan diri, namun dengan upaya kerja keras dari seluruh Crew ABK bersama perwira kapal yang bersinergi bersama penumpang akhirnya si jago merah dapat di padamkan.
“Dalam vidio amatir yang beredar baik dari YouTube , tik tok maupun medsos bahwa titik kebakaran berasal dari dek 7 sehingga mengeluarkan asap hitam tebal mengakibatkan ratusan penumpang panik namun dengan kerja keras akhirnya api tersebut dapat di padamkan oleh seluruh ABK dan perwira kapal bersama nahkoda KM labobar.
Lanjut saksi mata bapak (S), saat kebakaran terjadi seluruh crew ABK kapal KM Labobar bergerak cepat, sehingga api bisa segera dipadamkan”.
“Tidak ada korban jiwa dalam insiden ini, semua sudah dapat ditangani dengan baik oleh seluruh crew ABK dan perwira kapal,” ucap Capt Sudrajat saat dikonfirmasi ketika sandar di pelabuhan Sorong.
Lanjut saksi mata, bahwa api tersebut murni berasal dari puntung rokok yang di buang ke tong sampah yang belum di padam dengan sempurna sehingga mengakibatkan tong sampah tersebut terbakar lalu mengena sterefoom (cool box) sehingga dengan angin yang sangat kencang api tersebut membakar dua skoci dan beberapa alat lain.
“Meskipun tidak ada korban jiwa, akhirnya kapal tersebut kemudian sandar di pelabuhan Pantoloan (palu) sekitar pukul 20.30 Wita”.
Selanjutnya KM Labobar melanjutkan pelayaran menuju Bitung, Sulawesi Utara dan melanjutkan pelayarannya sesuai jadwal. Dari Bitung kemudian menuju Ternate, lalu ke Sorong, manokwari Papua Barat dan ke nabire, Serui berakhir di Jayapura dengan baik,”kata Capt Sudrajat.
“Ia juga menjelaskan bahwa kapasitas penumpang KM Labobar sekitar 3000″.
Dari beberapa penumpang yang di temui awak media mereka menjelaskan bahwa kebakaran tersebut murni berasal dari puntung rokok penumpang, sehingga direksi PT Pelni (Persero) tidak bisa menyalahkan nahkoda maupun perwira kapal atau ABK KM Labobar, untuk itu kami sebagai penumpang yang pernah bekerja sebagai pelaut juga memohon perlindungan dari bagian hukum PT Pelni (Persero) karena ini bukan kesalahan crew kapal Labobar tapi kurang nya kesadaran penumpang yang membuang puntung rokok yang belum di padamkan dengan benar meskipun berulang – ulang sudah sering di umumkan dari informasi dek 4 dan dek 5 setiap setengah jam sekali dan di saat penumpang naik dari pelabuhan ataupun di saat kapal akan tiba di pelabuhan,namun kesadaran orang – orang tersebut susah sehingga mengakibatkan kebakaran namun dengan cepat akhirnya si jago merah tersebut dapat di padamkan oleh seluruh crew Labobar yang selalu bersinergi dengan penumpang, kami juga sebagai penumpang menyesali kenapa pihak SBN balikpapan kok bisa memberikan kemudahan sehingga barang – barang yang mudah terbakar untuk naik di atas kapal penumpang milik PT Pelni (Persero) yang tidak memiliki septibeel sehingga mudah terbakar,” tutur salah seorang penumpang yang pernah bekerja sebagai pelaut”.
(Tim/Red)