MATAMAJA GROUP//Jakarta – Pemerintah Provinsi (Pemprov) Bali menolak kehadiran Timnas U-20 Israel untuk Piala Dunia U-20. Wagub Bali Tjok Oka Sukawati atau Cok Ace menyebut sudah menghitung kerugian akibat sikap tersebut.
Seharusnya, Stadion I Wayan Dipta akan jadi salah satu venue untuk Piala Dunia U-20. Bisa jadi memang Israel U-20 bermain di sana. Renovasi pun telah dilakukan demi mempercantik dan membuat stadion ini layak menjadi tuan rumah turnamen sekelas Piala Dunia.
“Saya kira apa yang disampaikan sudah dengan pertimbangan yang holistik pasti sudah dihitung semua, ya,” katanya di Gedung DPRD Bali, Senin (27/3).
Pemprov Bali juga dikabarkan menggelontorkan Rp 7 miliar untuk merenovasi Gedung Art Center agar bisa digunakan saat Drawing Piala Dunia U-20 pada 31 Maret 2023 yang telah dibatalkan.
“Secara rinci angka saya enggak tahu tapi betul ada perbaikan-perbaikan beberapa venue, kan itu memang kewajiban kami,” katanya.
Gubernur Provinsi Bali Wayan Koster sempat menandatangani government guarantee pada Februari 2022 untuk Piala Dunia U-20 2023. Ini berarti Wayan Koster sudah menyatakan setuju dan tunduk pada aturan sebagai tuan rumah Piala Dunia U-20.
“Saya tidak melihat apa yang mana konsisten dan tidak konsistennya, apa yang disampaikan ketika beliau (Koster) menyampaikan, apa yang disyaratkan, saya juga tidak mengikuti, dan apa yang menyebabkan (penolakan),”katanya.
Piala Dunia U-20 Terancam Batal, DPR Minta Pemerintah Antisipasi Sanksi FIFA
Ketua Komisi X Syaiful Huda prihatin Piala Dunia U-20 di Indonesia terancam batal. Ia meminta pemerintah bergerak cepat untuk mengantisipasi kemungkinan terburuk, termasuk potensi sanksi dari FIFA terhadap eksistensi Indonesia dalam sepak bola dunia.
“Jika Piala Dunia U-20 benar-benar batal, maka ada potensi FIFA untuk menjatuhkan sanksi terhadap PSSI. Sehingga pasti berdampak pada keikutsertaan Indonesia dalam berbagai event atau forum sepak bola baik di level regional maupun internasional. PSSI dan pemerintah pun harus bergerak cepat agar hal itu tidak terjadi,” kata Ketua Komisi X DPR Syaiful Huda, Senin (27/3).
Huda memahami kerasnya penolakan terhadap Timnas Israel dalam Piala Dunia U-20 yang diselenggarakan di Indonesia. Ia pun setuju tindakan Israel yang masih berupaya menjajah Palestina harus dilawan dengan segala cara.
Tetapi, Huda memandang penolakan seharusnya disuarakan sejak awal.
Heru Budi Serahkan ke PSSI soal Israel di Piala Dunia U-20
Penjabat Gubernur DKI Jakarta, Heru Budi Hartono, akan menyerahkan segala urusan soal keikutsertaan Timnas Israel di Piala Dunia U-20 kepada PSSI. Jakarta adalah salah satu dari enam daerah di Indonesia yang bakal jadi tuan rumah Piala Dunia U-20.
Stadio Utama Gelora Bung Karno dipersiapkan menjadi salah satu venue yang akan dipakai.
“Oh, [soal kedatangan Timnas Israel] itu urusannya PSSI,” kata Heru saat ditemui di Balai Kota DKI Jakarta, Senin (27/3).
Ganjar soal Timnas Israel di Piala Dunia U20: Percayakan ke Pemerintah & PSSI
Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo enggan berkomentar banyak. Dia menyerahkan keputusan itu untuk ditangani Pemerintah Pusat.
“Sudah kita berikan ke pusat dan kita percayakan sama Pemerintah Pusat dan PSSI, mereka udah bekerja,” kata Ganjar di Gedung Gradika Bakti Praja, Komplek Pemerintah Provinsi Jateng, Semarang, Senin (27/3).
Ganjar juga tak membantah, penolakan timnas Israel juga datang dari beberapa kalangan masyarakat. Meski begitu, menurutnya kasus itu ditangani Pemerintah Pusat.
“Ya, kita sudah serahkan ke sana, biar saja nanti diambil oleh pemerintah pusat (keputusannya),” ujar Ganjar.
Mahfud MD Cari Jalan Keluar soal Nasib Piala Dunia U20: Tak Akan Dukung Israel
Menko Polhukam Mahfud MD bicara diplomatis soal nasib Indonesia jadi tuan rumah Piala Dunia U20. Apalagi kita bakal jadi tuan rumah kalau masih tolak Timnas Israel.
“Ya kita kita jalani proses-proses ini untuk dicari jalan keluar. Pokoknya prinsipnya Indonesia itu tidak punya hubungan diplomatik dengan Israel. Dan tidak akan pernah melakukan hubungan diplomatik dengan Israel selama Palestina belum merdeka,” kata Mahfud kepada wartawan di Istana Negara, Senin (27/3).
Ia kemudian mengucap sikap Presiden ke-1 RI Sukarno yang pada Piala Dunia tahun 1958. Kata Mahfud, sejarah juga mencatat Indonesia tak pernah mengakui Israel.
“Itu adalah pernyataan Bung Karno di PBB, di Konferensi Asia Afrika, lalu Bung Karno membuat GANEFO sendiri karena melawan imperialisme. Bagi Bung Karno Israel itu imperialis,” jelasnya.
(@aher/kumparan.com)
Artikel ini tayang di jaringan media
Matamaja Group
https://matamaja.com/
https://ppnews.id/
https://otoritas.id/
https://buser.id/
https://buser.co.id/
https://buser.web.id/
https://buserjatim.com/
https://buserjabar.com/
https://intelejen.id/
https://gardapublik.com/
https://gardahukum.com/
https://libaz.id/
https://tnipolri.com/
https://libaz.id/
https://ainews.id/
https://lacakberita.com/
https://awasjatim.com/
https://beritamadiun.id/
https://suaramajalengka.com/
https://realistis.id/
https://gmbinews.com/
https://newscobra07.com/