BUSERJATIM GRUOP –
Ngawi, 19 Desember 2024
Hujan deras yang melanda Kabupaten Ngawi beberapa hari terakhir telah menyebabkan banjir yang merendam ratusan hektar lahan pertanian. Berdasarkan data dari Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Kabupaten Ngawi, tercatat 427 hektar lahan di enam kecamatan terendam banjir akibat meluapnya Bengawan Madiun dan Bengawan Solo. Kondisi ini mengancam tanaman padi yang baru berusia 7 hingga 21 hari.
“Tanaman kami terendam banjir sehari semalam. Dari enam kecamatan yang terdampak, sebanyak 427 hektar padi baru tanam berada dalam risiko rusak jika air tak surut dalam tiga hari ke depan,” ujar Kepala DKPP Ngawi, Supardi.
Kecamatan yang terdampak meliputi Kwadungan, Pangkur, Padas, Geneng, Ngawi, dan Karanganyar. Menurut hasil identifikasi di lapangan, sebagian besar lahan baru memasuki masa tanam, sementara beberapa lainnya menjelang panen. Supardi menambahkan bahwa jika tanaman padi terlalu lama terendam, akar padi berisiko membusuk dan mati, sehingga petani harus melakukan tanam ulang.
“Biaya tanam ulang untuk satu hektar lahan mencapai Rp 4 juta hingga Rp 5 juta. Ini mencakup biaya benih dan perawatan awal,” jelas Supardi.
Meskipun Ngawi dikenal sebagai lumbung pangan, tingkat partisipasi petani dalam Asuransi Usaha Tani Padi (AUTP) masih rendah. DKPP Kabupaten Ngawi terus mendorong petani untuk ikut asuransi ini agar mereka bisa mendapatkan ganti rugi jika terjadi gagal panen akibat bencana alam.
Dengan adanya risiko ini, para petani di Ngawi kini berharap cuaca segera membaik agar lahan mereka tidak semakin rusak, dan kerugian dapat diminimalisasi.
red