MATAMAJA GROUP//Jakarta – Pihak kepolisian menjelaskan perkembangan kasus penembakan di kantor MUI Pusat yang dilakukan oleh Mustopa NR.
Mustopa NR dipastikan tak terafiliasi dengan kelompok teroris maupun kelompok radikal.
Polda Metro Jaya memastikan tidak ada aktor di belakang aksi Mustopa NR. Polisi juga memastikan hasil autopsi terkait penyebab kematian Mustopa akibat serangan jantung.
Untuk diketahui, Mustopa NR tewas tidak lama setelah diamankan setelah melakukan penembakan di kantor MUI. Mustopa NR sempat pingsan sebelum akhirnya dinyatakan meninggal.
Kemudian, Polda Metro juga menegaskan ada tiga orang yang dibekuk berkenaan pembelian air gun Mustopa. Ketiganya saat ini telah ditetapkan sebagai tersangka
Pelaku Beraksi Sendiri
Direktur Reskrimum Polda Metro Jaya Kombes Pol Hengki Haryadi mengungkapkan, bahwa pihaknya sudah berkoordinasi dengan Densus Antiteror 88 Polri dalam menginvestigasi profil Mustopa tersebut.
Hasil penyelidikan menyatakan Mustopa tidak terafiliasi dengan kelompok teror atau kelompok ekstremis.
“Penyelidikan Densus 88 dari database, sekali lagi tersangka atas nama Mustopa ini tidak masuk jaringan terror. Bukan wujud lone wolf, serangan teror seorang diri. Lalu tidak terkooptasi ideologi agama bersifat ekstrem,” tutur Hengki, di Mapolda Metro Jaya, Jakarta.
Hengki melanjutkan, tidak ada aktor intelektual di belakang aksi penembakan Mustopa ini.
“Tidak ada aktor yang ada di belakangnya,” kata Hengki.
Soal Senjata, Tiga Pelaku Dibekuk
Kemudian, penyidik pun mendalami kasus pria bernama Mustopa NR (60), penembak di kantor Majelis Ulama Indonesia (MUI). Berkenaan senjata api (senpi) yang dipakai Mustopa, polisi sudah mengamankan tiga orang.
“Kami sudah amankan 3 orang dalam Lampung,” ucap Dirkrimum Polda Metro Jaya Kombes Hengki Haryadi.
Masih dari keterangan Hengki, ketiga orang tersebut masih diperiksa dan dalam waktu dekat ditetapkan sebagai tersangka. Menurutnya, ketiga orang tersebut diproses hukum atas kasus jual beli senjata.
Hengki menambahkan, ketiga orang yang diamankan ini bukan ditindak lantaran, kasus penyerangan yang dilakukan Mustopa di kantor MUI Pusat yang terjadi pada Selasa (2/5/2023).
“Sekarang dalam pemeriksaan, dan dalam waktu dekat akan kita tingkatkan sebagai tersangka,” tandasnya.
Meninggal Serangan Jantung
Adapun penyebab tewasnya Mustopa, pelaku penembakan di kantor Majelis Ulama Indonesia (MUI) Pusat di Jakarta, terungkap. Tim dokter Forensik Polri menjelaskan pelaku tewas akibat serangan jantung.
“Kami dari tim dokter Forensik itu menyimpulkan bahwa korban ini memang mati karena serangan jantung yang diperberat oleh penyakit infeksi pada parunya,” ucap dr Arfiani yang merupakan anggota tim dokter Forensik Polri.
Arfiani kembali menuturkan, dari autopsi memang ditemukan adanya sejumlah luka di tubuh Mustopa. Tetapi, luka itu tidak menyebabkan kematian.
“Luka-lukanya ini tidak berpotensi menyebabkan kematian. Jadi ada luka terbuka dangkal itu di bibir dan di lutut, kemudian ada luka lecet kecil pada pipi tangan kiri dan kedua anggota gerak bawah dan ada memar disertai pembengkakan pada pipi itu,” tandansya.
Rekening Janggal Pelaku
Rekening Mustopa NR (60) yang merupakan pelaku penembakan di kantor MUI, sempat disorot karena ada mutasi janggal.
Pihak keluarga menyatakan uang di rekening Mustopa berasal dari anak-anaknya yang bekerja di luar negeri.
“Ini berasal dari anak-anaknya yang bekerja di luar negeri,” ucap Dirkrimum Polda Metro Jaya Kombes Hengki Haryadi.
Hengki kembali mengungkapkan, hal tersebut diketahui setelah polisi melakukan pemeriksaan terhadap keluarga Mustopa yang tinggal di Pesawaran, Lampung. Saat ini, polisi sedang mendalami dan menyelidiki pengakuan itu.
“Melalui transfer langsung ke orang tuanya, atau kalau jumlahnya besar, dikumpulkan kepada salah satu anaknya kemudian ditransfer untuk pembelian sawah dan sebagainya. Sekarang dalam proses klarifikasi,” bebernya.
Dirinya menerangkan, penyidik akan taat pada UU Perbankan, sehingga penyelidikan mutasi di rekening Mustopa dilakukan sesuai prosedur dan mematuhi prosedur yang diatur di UU Perbankan.
Lebih jauh ia mengatakan, pihak keluarga Mustopa juga siap menjelaskan uang yang ada di rekening Mustopa.
Profil Pelaku
Aparat keamanan membuka profil Mustopa NR, pelaku penembakan di kantor Majelis Ulama Indonesia (MUI) Pusat, Jakarta Pusat.
Mustopa diketahui pernah mengumpulkan warga di Lampung untuk mendapat pengakuan sebagai ‘Wakil Nabi’.
“Tahun 1997, keterangan istri dan warga sekitar, yang bersangkutan pernah mengumpulkan warga dan tokoh agama di rumahnya,” ucapnya.
“Di mana awalnya yang bersangkutan meminta pengakuan bahwa yang bersangkutan adalah sebagai wakil nabi,” sambung Dirkrimum Polda Metro Jaya Kombes Hengki Haryadi.
Saat itu ada 20 orang yang diundang ke rumah Mustopa. Namun, undangan itu kemudian bubar setelah mengetahui maksud Mustopa mengumpulkan para warga.
“Pada saat yang bersangkutan menyampaikan yang bersangkutan adalah ‘Wakil Nabi’, tidak ditanggapi dan peserta langsung bubar,” urainya melanjutkan.
Hengki memaaprkan, Mustopa menunjukkan perilaku normal dalam aktivitas sehari-hari. Begitu juga dalam hal ibadah.
“Hasil pemeriksaan sehari-hari kegiatan tersangka normal, beribadah normal, tidak ada yang aneh. Namun sebagian besar masyarakat mengetahui yang bersangkutan pernah meminta pengakuan sebagai wakil Nabi,” ltandasnya.
Mustopa juga bolak-balik mendatangi kantor MUI Lampung. Terakhir, kedatangannya ke kantor MUI Pusat yaitu ingin menyampaikan pengakuannya sebagai ‘Wakil Nabi’.
DPR Harap Motif Penembakan Terungkap
Wakil Ketua DPR Muhaimin Iskandar (Cak Imin) berharap kasus penembakan kantor Majelis Ulama Indonesia (MUI), Jakarta Pusat, segera terang-benderang.
Menurutnya, polisi diyakini mampu menunaikan tugasnya dengan profesional.
“Kasus ini harus diusut tuntas sehingga bisa terungkap apa motif dari aksi penembakan tersebut,” terang Cak Imin.
Cak Imin kembali mengungkapkan, insiden tersebut harus menjadi perhatian serius. Alasannya, hal itu sangat membahayakan dan membuat masyarakat merasa tidak aman.
“Jika tidak diusut tuntas, bisa menjadi preseden dan menimbulkan kecurigaan dari masyarakat dan umat muslim secara khusus,” ujarnya.
Cak Imin pun mengajak seluruh pihak tidak berspekulasi soal kasus itu. Tujuannya, agar aparat penegak hukum bisa fokus bekerja dan tidak memperkeruh suasana.
“Spekulasi tidak diperlukan sebelum ada pengumuman resmi dari kepolisian,” tutupnya.
Ket. Foto:
Kasus penembakan. (Foto: Ilustrasi/ Dok Net)
Sumber : PMJNews.com
Artikel ini tayang di jaringan media Matamaja Group
https://matamaja.com/
https://ppnews.id/
https://otoritas.id/
https://buser.id/
https://buser.co.id/
https://buser.web.id/
https://buserjatim.com/
https://buserjabar.com/
https://intelejen.id/
https://gardapublik.com/
https://gardahukum.com/
https://libaz.id/
https://tnipolri.com/
https://libaz.id/
https://ainews.id/
https://lacakberita.com/
https://awasjatim.com/
https://beritamadiun.id/
https://suaramajalengka.com/
https://realistis.id/
https://gmbinews.com/
https://newscobra07.com/