PROBOLINGGO, BUSERJATIM.COM –
Setelah menjalani perawatan di RSUD Waluyo Jati Kraksaan, seluruh korban jembatan gantung ambruk di Desa Kregenan Kecamatan Kraksaan telah dipulangkan ke rumah masing-masing. Bahkan sebagian besar sudah kembali masuk ke sekolahnya di SMPN 1 Pajarakan.
Humas RSUD Waluyo Jati Kraksaan Wiwik Yuliati mengungkapkan bahwa semua korban ambruknya jembatan gantung yang mendapatkan perawatan di rumah sakit sudah dipulangnya. Terakhir adalah dua korban yang sempat menjalani operasi.
“Keduanya sudah dipulangkan pada hari Selasa tanggal 14 September 2022 lalu. Sementara yang lain sudah pulang secara bertahap sebelum mereka,” katanya.
Menurut Wiwik, dua orang yang dipulangkan terakhir adalah Muhammad Ibnu Rafi, warga Dusun Stasiun RT/RW 2/2 dan Hasan Firmansyah, warga Dusun Kaungan, RT/RW 2/1 Desa Sukomulyo Kecamatan Pajarakan.
“Rafi mengalami luka di lengan kiri. Sedangkan Hasan mengalami luka di pergelangan tangan kiri, siku kiri, pinggul kiri dan tulang belikat kiri. Keduanya dipulangkan setelah menjalani operasi dan kondisinya sudah membaik,” jelasnya.
Wiwik mengaku tidak tahu persis siapa saja yang masih perlu kontrol. Hanya saja, yang diutamakan untuk perlu melakukan kontrol adalah dua orang yang telah dioperasi. “Kalau korban yang mengalami luka ringan dan sembuh tidak perlu dikontrol,” terangnya.
Sekedar diketahui, puluhan siswa dan siswi SMPN 1 Pajarakan menjadi korban ambruknya jembatan gantung di Desa Kregenan Kecamatan Kraksaan pada Jumat (9/9/2022) lalu. Dimana jembatan tersebut ambruk ketika dilintasi siswa dan siswi SMPN 1 Pajarakan dalam rangka jalan sehat memperingati Hari Olahraga Nasional (Haornas).
Selanjutnya korban ambruknya jembatan tersebut dibawa ke Puskesmas Pajarakan dan 16 siswa dan guru harus dirujuk ke RSUD Waluyo Jati Kraksaan. Dari hasil pemeriksaan petugas, seluruh siswa dan siswi menjalani perawatan di rumah sakit dan dua orang diantaranya harus menjalani operasi.
Sementara guru SMPN 1 Pajarakan Nur Jazilah mengungkapkan jika sebagian besar siswa yang menjadi korban ambruknya jembatan gantung sudah masuk seperti biasa. Termasuk guru bernama Dia Irma Susanti yang juga sudah mengajar seperti biasa.
“Hanya siswa yang pernah menjalani operasi yang belum masuk. Pihak sekolah memberikan dispensasi untuk tidak masuk sekolah terlebih dulu. Keduanya kita beri waktu untuk istirahat hingga sembuh total,” ungkapnya.
Agus Salim