SURABAYA,BUSERJATIM.COM-Kepala Dinas Kebudayaan, Pemuda, Olahraga, dan Pariwisata (Disbudporapar) Kota Surabaya, Wiwik Widyawati, mendatangi lokasi ambrolnya seluncuran air di Kenjeran Park. Wiwik tiba di lokasi untuk memantau kondisi didampingi Camat Kenjeran pada Sabtu (07/05/2022).
Sebelum insiden ini terjadi, Wiwik menegaskan telah memberikan peringatan kepada semua pengelola tempat wisata di Surabaya agar memastikan keamanan wahana dan peralatan masing-masing sebelum beroperasi. Tidak terkecuali kepada pengelola Kenjeran Park.
“Sebelum beroperasional, semua alat harus dicek, kami sudah ingatkan itu, jadi untuk barang dan alat yang digunakan itu tanggungjawab pengelola,” ujar Wiwik saat meninjau lokasi.
Atas insiden ini, pihaknya berkoordinasi dengan kepolisian akan menutup sementara Kenjeran Park untuk penyelidikan polisi. “Iya, ditutup sementara. Saya yakin pengelola bisa memahami kondisinya,” imbuhnya.
Sementara itu, dari data yang diterima redaksi, delapan korban dirawat di RSUD dr. Soetomo dan delapan korban dirawat di RSUD dr. Soewandi. Sementara satu korban sudah bisa kembali ke rumah.
“Empat korban berusia dewasa dan sisanya usia anak-anak,” tegas Wiwik.
Dari pantauan awak media, perosotan yang memakan 17 korban tersebut tampak tidak terawat sempurna. Hanya beberapa baut diganti dengan baru. Selain itu, ditemukan retakan cukup besar di bibir perosotan bagian atas. Tampak juga beberapa tempat di besi penyangga berkarat di bagian ujung.
Roni penjaga perosotan mengakui jika wahana tersebut sudah berumur puluhan tahun. Namun, tiap tahun pengelola selalu melakukan perawatan.
“Sudah 20 tahunan mas, tapi tiap tahun ada perawatan,” ujarnya dengan mata memerah dan kondisi terguncang
Ditanya terkait penumpukan wisatawan, ia membenarkan jika memang prosotan kolam renang dalam kondisi ramai. Diduga karena tidak mampu menahan beban.
Perosotan Kenjeran Park ambrol di tengah ramainya pengunjung yang sedang mengisi liburan. Para korban terdiri dari anak-anak hingga dewasa dilarikan ke dua rumah sakit akibat menderita luka serius.
Jumlah total korban mencapai 17 orang. Dari jumlah tersebut, 16 orang harus menjalani perawatan di dua rumah sakit sementara satu korban sudah bisa pulang ke rumah
[Redho]