JAKARTA, BUSERJATIM.COM – Ketua terpilih Pimpinan Wilayah Gerakan Pemuda Al Washliyah DKI Jakarta, Dedi Siregar, mengecam akun media sosial TikTok @saridona4273 dan Berangkas Indo yang memuat konten terkait dugaan korupsi BBM oplosan Pertamina. Konten tersebut mengaitkan narasi negatif terhadap Kapolda Metro Jaya, Irjen Pol Karyoto, dan menuding adanya aliran dana pengamanan sebesar Rp 25 miliar setiap bulan.
Dedi Siregar menegaskan bahwa tuduhan tersebut tidak berdasar dan menyesalkan adanya opini negatif yang diarahkan kepada Kapolda Metro Jaya. Ia menekankan bahwa kasus BBM oplosan yang merugikan negara hingga Rp 193,7 triliun pada 2023 merupakan persoalan nasional, bukan hanya di wilayah hukum Polda Metro Jaya.
“Jika kita pikirkan secara logika dan akal sehat, ruang lingkup kinerja Kapolda Metro Jaya adalah memberikan rasa aman kepada masyarakat di Jakarta dan wilayah hukumnya. Artinya, kewenangan Kapolda Metro Jaya terbatas, sementara kasus BBM oplosan ini berskala nasional,” ujar Dedi Siregar.
Lebih lanjut, ia menilai bahwa Kapolda Metro Jaya, Irjen Pol Karyoto, tidak terlibat dalam kasus BBM oplosan tersebut. “Sangat tidak mungkin beliau ikut andil dalam persoalan ini karena ranah hukumnya tidak berkaitan dengan Kapolda Metro Jaya,” tegasnya.
Gerakan Pemuda Al Washliyah DKI Jakarta juga menilai bahwa konten yang beredar merupakan bentuk penyebaran hoaks dan ujaran kebencian. Mereka meminta masyarakat untuk lebih bijak dalam menggunakan media sosial serta melakukan verifikasi sebelum menyebarkan informasi.
“Kami meminta kepada akun-akun tersebut untuk segera men-take down postingannya. Kami melihat bahwa isi konten tersebut diduga hanya untuk mengejar popularitas dan meningkatkan jumlah pengikut di TikTok dengan cara yang tidak bertanggung jawab,” tutup Dedi Siregar.
Salam Hormat,
Pimpinan Wilayah Gerakan Pemuda Al Washliyah DKI Jakarta