Kawasan Parapuar dibagi menjadi empat zona yang masing-masing menawarkan sensasi berbeda. Mulai dari zona budaya hingga zona alam liar (wild life district).
Para wisatawan tentu telah mengenal Labuan Bajo, sebuah destinasi wisata yang berada di Manggarai Barat, Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT). Di Labuan Bajo, wisatawan bisa menikmati panorama permukaan dan bawah laut yang eksotis.
Namun, destinasi wisata Labuan Bajo ternyata bukan hanya sajian destinasi keindahan laut sembari naik perahu Phinisi atau berwisata ke taman nasional Komodo, Pulau Rinca, dan Pulau Padar dengan panorama perbukitan dan pantai yang menawan.
Pasalnya, di dekat Labuan Bajo, atau 10 menit perjalanan dengan kendaraan, kini wisatawan juga bisa menikmati destinasi baru bernama kawasan pariwisata Parapuar. Kawasan itu menjadi bagian dari Destinasi Pariwisata Superprioritas (DPSP) Labuan Bajo.
Parapuar merupakan kawasan hutan yang dikelola oleh Kemenparekaraf melalui Badan Pelaksana Ororita Labuan Bajo Flores (BPOLB). Areal ini merupakan satu dari delapan proyek strategis nasional (PSN) yang akan diresmikan Presiden Joko Widodo dalam waktu dekat. Nilai proyek kawasan itu cukup besar, mencapai Rp2,8 triliun.
Rencana peresmian itu juga telah terkonfirmasi Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto. “Presiden Jokowi direncanakan untuk meresmikan delapan PSN yang pembangunannya telah siap,” ujarnya, dalam acara Infrastructure Forum and Edutainment Expo di Jakarta, Rabu (13/9/2023).
Kedelapan PSN itu mencakup proyek jalan tol, kawasan pariwisata, kawasan industri, dan industri katalis. Tol Sigli-Banda Aceh Seksi 5 dan 6, Tol Simpang Indralaya-Muara Enim Seksi 1, Tol Serpong-Cinere Seksi 2, Tol Cinere-Jagorawi Seksi 3, Industri Katalis Merah Putih, Cikampek, Jawa Barat, dan Tol Pasuruan-Probolinggo Seksi 4A. Lalu ada juga Kawasan Industri Weda Bay, Halmahera Tengah, Maluku Utara, dan DPSP Labuan Bajo, NTT.
Kawasan Parapuar dibagi menjadi empat zona yang masing-masing menawarkan sensasi berbeda. Mulai dari zona budaya hingga zona alam liar (wild life district).
Dalam satu kesempatan, Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Salahuddin Uno ketika mengunjungi Parapuar menjelaskan, kawasan tersebut mengusung konsep pariwisata berkelanjutan. “Harapannya, kawasan ini menjadi tambahan akomodasi dan atraksi bagi wisatawan,” kata Sandiaga.
Tentu pembaca bertanya-tanya, apa arti Parapuar. Dalam bahasa Manggarai, NTT, parapuar mengandung arti ‘pintu gerbang yang mengarah ke hutan’. Atau berasal dari kata para yang berarti ‘pintu’ dan puar ‘hutan’.
Dari viewpoint Parapuar, wisatawan bisa menyaksikan panorama indah alam Labuan Bajo. Tampak gugusan pulau dan kapal wisata di perairan dari kejauhan. Demikian pula bentangan hutan yang seolah mengapit Kota Labuan Bajo.
Dari sini juga terlihat di kejauhan landasan pacu pesawat di Bandara Komodo yang berada di arah utara Parapuar. Tentu di viewpoint Parapuar, wisatawan tidak hanya menyaksikan melihat keindahan alam. Sebab di lokasi itu tersedia pula coffee shop, berupa menjajakan kopi jenis arabika Manggarai dan kompiang, roti khas Manggarai.
Dalam satu kesempatan lainnya, Direktur Utama BPOLBF Shana Fatina mengatakan, destinasi wisata Parapuar memiliki luas 400 ha dan terbagi dalam empat zona. Pertama, zona budaya (culture district) seluas 114,73 ha/29 persen. Zona ini akan menampilkan keunikan dan keragaman budaya NTT.
“Zona budaya berupa pusat budaya, ada research center, dan ada juga area UMKM serta kawasan untuk pengembangan museum,” kata Shana.
Kedua, zona rekreasi (leisure district) seluas 63,59 ha. Pada zona ini ada atraksi hiburan dan rekreasi bagi para pengunjung untuk bersantai. “Zona kedua ada area leisure district, di situ ada spa dan wearnes tourism,” ujar Shana.
Ketiga, zona alam liar (wild life district) seluas 89,25 ha. Zona ini menonjolkan keragaman dan keunikan satwa liar yang ada di sekitar hutan kawasan Parapuar. “Di situ ada mini zoo, kemudian edukasi tentang cagar biosfer komodo karena kawasan ini akan dikembangkan land mark of cagar biosfer komodo. Orang tidak ada yang tahu bahwa Labuan Bajo itu termasuk cagar biosfer komodo, bukan hanya taman nasional komodo,” jelas Shana.
Terakhir adalah zona pertualangan (adventure district) seluas 132,43 ha. Zona itu menawarkan pengalaman berpetualang bagi pengunjung dengan berbagai aktivitas menarik dan menantang. Salah satu fasilitas yang akan disediakan di zona ini adalah kereta gantung (cable car).
“Di zona adventure district, tentunya activity tentang outdoor activity, joggig track, kemudian cable car, dan aktivitas-aktivitas lainnya yang bisa memberikan warna berbeda dan alternatif kunjungan selama wisatawan berada di Labuan,” jelas Shana.
Harapannya, keberadaan Parapuar menjadikan objek pariwisata di Labuan Bajo semakin lengkap. Wisatawan akan memperoleh beragam sajian wisata menarik selama berkunjung di kota wisata Labuan Bajo. Apalagi Parapuar juga menjadi etalase produk pariwisata dan ekonomi kreatif NTT.