MATAMAJA GROUP//Nabire, Papua – Dirreskrimum Polda Papua Kombes Faizal Ramadhani mengatakan terdapat ucapan Dokter Mawartih Susanty (47 tahun) yang membuat darah KW (22 tahun) mendidih sehingga membunuhnya.
Yakni, “Kamu hanya cleaning service jadi kamu terima saja segitu,” begitu ucapan Mawartih berdasarkan keterangan tertulis Faizal pada Rabu (29/3).
Itu diduga diucapkan Mawartih ke KW saat KW menanyakan uang insentif COVID-19 yang diterima hanya Rp 7 juta.
“Motif, KW sakit hati dan kecewa atas perlakuan korban karena korban melakukan pemotongan upah insentif COVID-19 pada tahun 2020 yang seharusnya KW menerima uang antara Rp 15 juta sampai Rp 17 juta, namun tersangka KW hanya menerima Rp 7 juta,” kata Faizal.
KW—yang pada keterangan “identitas” tercantum bekerja sebagai security—pun membunuh Mawartih pada tanggal 9 Maret 2023 pukul 19.30 WIT. Saat jenazah Mawartih ditemukan, kondisinya mulut berbusa, badan penuh lebam, bahkan tulang rusuk patah.
Pembunuhan itu terjadi di rumah Mawartih yang beralamat di Perumahan RSUD Nabire, Kelurahan Siriwini, Distrik Nabire, Kabupaten Nabire.
Atas pembunuhan terhadap dokter spesialis paru di RSUD Nabire itu, KW ditangkap dan dijerat dengan Pasal 338 Subsider 351 Ayat 3 KUHP dengan ancaman hukuman 15 tahun penjara.
(@aher/kumparan.com)
Artikel ini tayang di jaringan media
Matamaja Group
https://matamaja.com/
https://ppnews.id/
https://otoritas.id/
https://buser.id/
https://buser.co.id/
https://buser.web.id/
https://buserjatim.com/
https://buserjabar.com/
https://intelejen.id/
https://gardapublik.com/
https://gardahukum.com/
https://libaz.id/
https://tnipolri.com/
https://libaz.id/
https://ainews.id/
https://lacakberita.com/
https://awasjatim.com/
https://beritamadiun.id/
https://suaramajalengka.com/
https://realistis.id/
https://gmbinews.com/
https://newscobra07.com/