Ken Setiawan: Modus baru Perekrutan NII Tawarkan Jodoh dan Pekerjaan

JAKARTA-BUSERJATIM.COM-Pendiri Negara Islam Indonesia (NII) Crisis Center Ken Setiawan merilis modus baru perekrutan kelompok radikal NII dikalangan masyarakat. paling banyak saat ini laporan dari korban kalangan perantau di Ibu Kota.

Ken menyebut ada banyak cara yang dilakukan Negara Islam Indonesia untuk merekrut anggota baru. Ada yang berkedok menawarkan jodoh, pekerjaan dan ada pula yang merekrut anggota baru dengan cara meminta jadi responden penelitian.

“Modus perekrutannya berbeda-beda, tergantung targetnya. Kalangan pelajar, mahasiswa dan buruh tentu berbeda. Kalau buruh biasanya modusnya tawaran kerja,” ujar Ken.

Pendatang baru atau kalangan perantau dari daerah menurutnya, jadi target yang disukai perekrut anggota NII karena dianggap mudah sebab menggunakan solidaritas antar perantau.

“Biasanya target ditanya asalnya dari mana. Misalnya dari Lampung. Lalu pura-pura berasal dari daerah yang sama. Karena sama-sama sekampung diajak berteman lalu diajak kumpul-kumpul dengan teman sekampung,” Tutur Ken.

Nah, saat kumpul-kumpul itulah, target diberi pengetahuan-pengetahuan terkait kondisi negara yang menurutnya carut marut, ditambah dengan ayat dan dalil dalil pendukung.

Secara intens target diajak bertemu, lalu diajak menginap di beberapa tempat untuk semakin menguatkan ideologi NII, setelah itu barulah target diajak bergabung.

“Buruh paling banyak yang direkrut, tapi mungkin tidak terekspose. Kalau mereka pendatang kan jauh dari keluarga, sehingga ketika sempat menghilang maka tidak ada yang khawatir, sehingga tidak terekspose,” tambah Ken.

Sedangkan modus perekrutan di kalangan mahasiswa, ada yang dengan modus menjadikan target sebagai responden suatu penelitian. Cara lainnya adalah dengan mengatakan kepada target bahwa teman mereka baru saja pulang dari mengikuti seminar menarik di luar negeri.

“Ada yang pura-pura sedang penelitian lalu butuh responden, nah saat itulah dipakai untuk merekrut,” ucapnya.

Saat menjelaskan hal-hal terkait ide negara Islam, biasanya perekrut melakukannya tidak ditempat ibadah agar korban tidak curiga, tapi di tempat umum, makan di mal, cafe atau taman.

Orang awam melihatnya sedang menjelaskan multi level marketing (MLM) padahal perekrutan NII

Diharapkan pemerintah lewat kementrian dan lembaga lebih masif mengadakan kegiatan pencegahan bahaya radikalisme dikalangan pelajar dan mahasiswa, termasuk juga di kalangan buruh, sebab saat ini kalangan ini dinilai belum tersentuh oleh pemerintah. Tutup Ken. (Fy-85)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *