MATAMAJA GROUP//Kuliner dan Kesehatan – Di zaman dengan jadwal yang padat dan kehidupan perkotaan yang serba cepat ini, kebanyakan dari kita bergantung pada berbagai jenis makanan olahan karena sudah tersedia, cepat disiapkan, dan enak untuk dikonsumsi.
Namun, ada banyak kerugian yang dapat menimbulkan banyak masalah kesehatan dalam jangka panjang.
Inilah mengapa Anda harus menghindari makanan olahan.
Makanan olahan mengandung gula tambahan dalam jumlah tinggi
Sebagian besar makanan olahan mengandung gula tambahan dalam jumlah yang sangat tinggi untuk penyedap serta untuk meningkatkan umur simpannya.
Ini membuat makanan olahan tinggi kalori, yang kemudian memicu kondisi kesehatan seperti obesitas, diabetes, sindrom metabolik, dan banyak penyakit inflamasi.
Satu kaleng Coca-Cola 300 ml mengandung 39 gram gula, yang setara dengan 10 sendok teh gula!
Makanan olahan mengandung banyak bahan buatan
Industri makanan olahan menggunakan bahan buatan dalam jumlah dan variasi yang cukup tinggi untuk menjaga cita rasa, warna, aroma, dan umur simpan makanan/minuman.
Ini mungkin termasuk pengawet, agen tekstur, senyawa kimia, dan lainnya yang dapat menyebabkan kondisi kronis dan fatal seperti kanker.
Apalagi? Yah, makanan olahan juga menyebabkan kadar gula darah tinggi, reaksi alergi, dan hipersensitivitas makanan juga.
Nilai nutrisinya hampir tidak ada
Nilai gizi makanan olahan sangat rendah, yang merupakan salah satu alasan terbesar mengapa Anda harus menghindari mengonsumsinya.
Selama pemrosesan, banyak nutrisi penting yang dihancurkan atau dihilangkan. Dan untuk menutupinya, banyak produsen menambahkan vitamin dan mineral sintetik untuk menggantikan nutrisi yang hilang.
Dengan demikian, makanan seperti itu tidak menawarkan hal baik yang dapat dinikmati secara nutrisi.
Makanan olahan terlalu tinggi lemak trans
Bagi yang belum tahu, lemak trans dapat meningkatkan kadar kolesterol dan peradangan dalam tubuh, sehingga lebih rentan terhadap penyakit akut maupun kronis.
Penelitian telah mengaitkan konsumsi lemak trans dalam jumlah besar dengan peningkatan risiko stroke, penyakit jantung, dan diabetes tipe 2.
Makanan ultra-olahan seperti es krim, sereal, yogurt rasa, sup instan, dan lain-lain mendapat skor sangat tinggi pada lemak trans tersebut.
Makanan olahan bersifat adiktif dan mendorong makan berlebihan
Makanan olahan dibuat agar rasanya enak dan terlihat menggugah selera.
Dengan itu, seseorang dapat mengonsumsi makanan olahan lebih dari yang direkomendasikan atau bahkan kecanduan karena harganya terjangkau, mudah dimasak, dan instan dikonsumsi.
Akibatnya, makanan olahan dapat bekerja pada bagian otak yang sama dengan obat-obatan seperti kokain, dan menghalangi perasaan kenyang.
Ket. Foto:
Makanan olahan adalah cara mudah, instan, dan enak untuk jatuh sakit (foto ilustrasi)
Sumber: Newsbytesapp.com
Artikel ini tayang di jaringan media Matamaja Group
https://matamaja.com/
https://ppnews.id/
https://otoritas.id/
https://buser.id/
https://buser.co.id/
https://buser.web.id/
https://buserjatim.com/
https://buserjabar.com/
https://intelejen.id/
https://gardapublik.com/
https://gardahukum.com/
https://libaz.id/
https://tnipolri.com/
https://libaz.id/
https://ainews.id/
https://lacakberita.com/
https://awasjatim.com/
https://beritamadiun.id/
https://suaramajalengka.com/
https://realistis.id/
https://gmbinews.com/
https://newscobra07.com/