Madiun – Sedekah bumi atau biasa disebut bersih desa merupakan tradisi slametan atau upacara adat Jawa yang bertujuan untuk mengungkapkan syukur kepada Tuhan atas hasil panen yang didapat. Upacara bersih desa juga memuat tujuan solidaritas di dalamnya, dimana makanan yang menjadi santapan bersama adalah hasil sumbangan warga sendiri.
Kearifan budaya lokal masyarakat Jawa tersebut sampai sekarang masih terus dilestarikan dan terpelihara dengan baik. Seperti yang dilakukan masyarakat Desa Gunungsari, Madiun, yang menggelar acara bersih desa. Bertempat di Punden Dusun Pelempayung, pada Sabtu (16/9/2023), acara tersebut dimeriahkan dengan hiburan kesenian tayub, jathilan dan reog.
Salah satu tokoh masyarakat setempat, Sutoyo menjelaskan, tradisi bersih desa yang di awali dengan ritual selamatan ini merupakan tradisi nenek moyang yang sudah turun temurun.
“Jadi tradisi ini dilakukan untuk melestarikan warisan budaya pendahulu kampung, sebagai ritual meminta keselamatan desa pada Tuhan Yang Maha Esa,” jelasnya.
Danramil 0803-02/Madiun Kapten Inf Haryono yang hadir dalam acara tersebut menyampaikan, bahwa ritual selametan ini adalah rangkaian bersih Desa dan sudah merupakan budaya turun temurun yang hingga kini masih tetap dilestarikan oleh masyarakat setempat.
“Ini salah satu warisan budaya bangsa, kita harus memberi support atas acara ini, sehingga masyarakat yang melaksanakan ritual selamatan ini merasa aman dan nyaman,” terangnya.
Menurut Danramil, kegiatan bersih desa ini merupakan wujud rasa syukur kepada Allah SWT atas semua keselamatan dan kemakmuran yang diberikan kepada seluruh warga masyarakat.
“Ini juga merupakan salah satu tradisi atau adat istiadat yang harus tetap dijaga dan dilestarikan oleh generasi penerus, agar tidak tergerus oleh budaya asing,” pungkasnya.