MARTAPURA, BUSERJATIM.COM– Pembangunan Gereja Kristen Protestan di Bali (GKPB) Untal-Untal di Banjar Untal-Untal, Dalung, Kuta Utara, menuai sorotan tajam setelah genteng gereja tersebut terlepas akibat angin kencang, Rabu (19/3/2025). Insiden ini terjadi sebelum bangunan tersebut resmi diserahterimakan oleh Pemerintah Kabupaten Badung dan bahkan menyebabkan kerusakan pada rumah warga sekitar.
Warga sekitar pun mulai mempertanyakan kualitas konstruksi dari proyek yang menelan anggaran sebesar Rp57,7 miliar tersebut. Seorang warga yang enggan disebutkan namanya mengungkapkan kekecewaannya.
“Biayanya Rp57 miliar, baru Desember 2024 ditahbiskan, eh Maret 2025 sudah rontok,” ujarnya.
Pembangunan gereja ini dimulai pada 12 April 2024, ditandai dengan peletakan batu pertama oleh Bupati Badung, I Nyoman Giri Prasta, yang juga menyerahkan dana hibah Rp57,7 miliar untuk proyek tersebut. Saat itu, Giri Prasta menegaskan bahwa bantuan ini merupakan wujud keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia, sesuai dengan sila kelima Pancasila.
Namun, insiden genteng lepas ini memicu pertanyaan publik apakah anggaran yang besar tersebut sebanding dengan kualitas hasil pembangunan. Kejadian ini pun menambah daftar panjang proyek infrastruktur yang dipertanyakan meski menelan biaya fantastis.
Hingga berita ini diturunkan, belum ada pernyataan resmi dari pihak terkait mengenai langkah perbaikan maupun evaluasi terhadap kualitas konstruksi gereja tersebut. Masyarakat pun menunggu tindak lanjut dari pemerintah dan pihak pelaksana proyek untuk menjawab kekhawatiran ini.