MAGELANG, MATAMAJA GROUP – Seorang wartawan media online bernama Ikhwan mendapat perlakuan tidak menyenangkan dari seorang oknum guru di Tempuran, Kabupaten Magelang, Selasa (23/05/2023) siang. Saat itu wartawan media rakyatmerdekanews.com ini berniat konfirmasi setelah membaca di media lain peristiwa yang terjadi di wilayahnya.
Peristiwa dimaksud adalah terpasangnya bendera Indonesia yang sudah lusuh dan tak pernah diturunkan, dan menjadi viral. Bendera itu sudah pudar warnanya dan robek namun telah beberapa waktu tidak diturunkan dari tiang.
Lokasi tiang bendera ada di depan gedung Koperasi Gotong Royong dan di situ terdapat pula papan nama PGRI Cabang Kecamatan Tempuran. Ikhwan bermaksud konfirmasi dan melihat bendera sedang diturunkan dan diganti baru oleh seseorang yang belakangan diketahui merupakan salah satu pengurus PGRI Tempuran.
Tak lama datanglah dua orang, satu adalah Ketua PGRI Cabang Tempuran, Ismail, dan satunya Marsodin, pengurus Koperasi Gotong Royong. Sementara yang mengganti bendera diketahui berinisial IM.
Dalam perbincangan Ikhwan dengan IM menunjukkan sikap yang kurang simpatik. Dirinya merasa tidak terima bendera lusuh itu diviralkan, padahal Ikhwan pun baru mau konfirmasi, karena baru tahu setelah membaca dari media lain.
“Berarti IM ini tanpa bertanya lebih dahulu langsung berbicara seolah saya yang memberitakan. Nadanya ketus dan kurang bersahabat,” kata Ikhwan kepada awak media ini.
Lebih lagi, lanjut Ikhwan, IM ini dengan nada pongah menyebut bahwa dirinya kenal banyak wartawan. Bahkan menyebut beberapa pejabat daerah maupun nasional.
“Mungkin dengan maksud agar saya keder, namun justru saya tersenyum. Karena dengan menyebut pejabat tertentu dan seakan sebagai bakingnya,” tukas Ikhwan.
IM juga memprotes Ikhwan yang mengambil foto dan video tanpa izin, padahal jelas gedung itu di pinggir jalan dan bukan ruang pribadinya. IM melarang Ikhwan mengambil foto dan akan mempermasalahkan tindakan awak media itu.
Ikhwan sangat dongkol ketika hendak memindah ternyata kunci motornya di seberang jalan ternyata kunci terjatuh tanpa disadarinya dan diambil IM. Awalnya kunci diperkirakan jatuh di sekitar lokasi dan sedang dicari bolak-balik di sekitar lokasi dan tidak ditemukan.
“IM juga turut mencari, saat itu saya melihat IM merogoh saku celana dan menjatuhkan kunci di lokasi, seakan dia yang menemukan padahal saya melihat saat dia merogoh saku celana dan menjatuhkan ke tanah. Namun saya pura-pura tidak melihatnya,” terang Ikhwan.
Atas perlakuan kurang menyenangkan itu, Ikhwan merasa bahwa IM sangat tidak “welcome” dengan kehadiran awak media saat kejadian. (*)