Bermula Insiden Merusak Baner Perguruan Terbesar di Madiun Awal Memicu Bentrokan

MADIUN,MATAMAJA GROUP – Acara Halal Bihalal yang diselenggarakan oleh Persaudaraan Setia Hati Winongo (PSHW) di Ponorogo pada Minggu (21/5/2023), berujung pada bentrok dengan sejumlah warga. Insiden tersebut terjadi dibeberapa titik, diantaranya Mlilir dan Sekelip yang langsung bisa dikondisikan oleh pihak keamanan, serta terjadi kembali di wilayah kota Madiun di Jl. Dadali, Nambangan Kidul, Kota Madiun.

 

Bacaan Lainnya

Kericuhan berawal ketika rombongan yang melintas di Jl. Dadali memprovokasi dengan merobohkan banner ucapan selamat Idul Fitri milik PSHT Bulusekar dan melempari batu ke warga sekitar yang berada di wilayah tersebut. Meskipun acara tersebut diduga telah mendapatkan izin dari pihak terkait, namun sikap yang kurang menghormati sejumlah norma sosial dan keamanan masyarakat mengundang reaksi dari sebagian masyarakat Madiun.

 

Pihak keamanan yang berada di lokasi bentrokan berusaha mengendalikan situasi, namun kerumunan yang semakin besar dan ketegangan yang meningkat membuat penanganan menjadi sulit. Polisi yang dikerahkan juga berupaya mengatasi kerusuhan dan mengamankan masyarakat serta peserta acara.

 

Salah satu warga yang berada dilokasi saat bentrokan terjadi (yang tidak berkenan disebutkan namanya) mengatakan bahwa kericuhan ini berawal setelah ada kejadian dirobohkannya banner di Jl. Dadali tersebut.

“Awalnya pada saat rombongan melintas tidak ada apa-apa mas. Tapi tiba-tiba ada beberapa oknum yang berhenti dari rombongan lalu merobohkan banner Bulusekar,” terangnya.

 

Pada waktu yang berbeda, KH menerangkan bahwa pemuda sekitar merasa marah atas pengrusakan banner yang dilakukan beberapa oknum dari rombongan.

“Awale goro-goro ngrusak banner karo mbalangi watu mas, makane wong-wong kene gak terimo (awalnya gara-gara merusak banner dan melempari batu mas,makanya orang-orang sini g terima),” ujarnya.

 

Dalam situasi seperti ini, penting bagi semua pihak untuk tetap menjaga kedamaian, dialog yang konstruktif, serta menghindari tindakan provokatif yang dapat memperburuk keadaan. Masyarakat dihimbau untuk menjaga ketenangan dan menyerahkan penyelesaian permasalahan kepada aparat keamanan yang berwenang.

Peristiwa bentrok ini memberikan pelajaran penting bagi semua pihak terkait dalam menyelenggarakan acara, terutama terkait dengan keamanan, koordinasi dengan pihak berwenang, dan menghormati norma-norma sosial. Kejadian ini harus menjadi momentum bagi semua pihak untuk bekerja sama guna mewujudkan kehidupan yang aman dan tentram serta terciptanya lingkungan yang kondusif, khususnya di wilayah kota Madiun.

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *