Matamaja Group//Majalengka. Kemarin Ponpes Al Mizan Jatiwangi kedatangan KH. Taufiqul Hakim, beliau adalah pengasuh Ponpes Daarul Falah Amtsilati, Bangsi-Jepara. Sungguh keberkahan bagi Al Mizan bisa dirawuhi kiai kondang asal Jawa Tengah itu.
Bagi kalangan pesantren, semua tahu sosok Kiai Taufiq, begitu biasa ia disapa. Beliau merupakan penemu metode Amtsilati, sebuah metode cara cepat untuk membaca kitab kuning. Metode ini memungkinkan para pemula dapat menguasai gramatikal bahasa Arab dengan praktis sehingga bisa membaca kitab kuning dengan kisaran waktu 3-6 bulan saja. Padahal dengan metode konvensional, butuh waktu sekira 6-9 tahun untuk bisa memahami kitab kuning.
Keluasan ilmu beliau bukan didapatkan dengan mudah, beliau ditempa dalam didikan kuat KH Sahal Mahfudh dan KH. Abdullah Salam. Kiai Taufiq juga sempat mengenyam pendidikan dari KH. Salman Dahlawi selama 100 hari untuk berguru thariqah an-Naqsyabandiyah.
Wajar saja kini Kiai Taufiq menjadi semacam fenomena, karyanya dipakai oleh begitu banyak pesantren di Tanah Air untuk memudahkan para santrinya memahami kitab kuning.
Meski begitu, dalam pencapaiannya yang begitu besar, beliau adalah sosok yang tawadhu. Hal itu tercermin dari sikapnya kala bercengkrama dengan para kiai di Al Mizan.
Saya mengikuti jejak beliau sejak lama, dari membaca banyak karyanya serta mendengar berbagai kisahnya, perjuangan beliau mengemas ilmu sejak kecil. Kerdhloan serta sikap takzimnya kepada para kiai menjadi kunci keberhasilannya menimba ilmu.
Alhamdulillah kemarin saya pun berkesempatan berdiskusi panjang dengan beliau. Saya memetik banyak hikmah dan pelajaran yang nantinya saya akan bagikan kepada para santri Al Mizan.
Terima kasih Kiai, Sehat selalu.