Kemenkes berbagi tips menjaga tubuh tetap sehat di tengah cuaca panas

Jakarta – Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI berbagi tips menjaga tubuh tetap bugar dan sehat saat beraktivitas di tengah situasi cuaca panas saat ini.

 

Bacaan Lainnya

“Memang cuaca panas beberapa hari ini dan ke depan sedang tidak biasa. Untuk itu mari kita ikuti tips agar terhindar dari dampak cuaca panas ketika sedang atau sering berada di luar ruangan,” kata Juru Bicara Kemenkes Mohammad Syahril di Jakarta, Selasa.

 

Syahril mengatakan dehidrasi akibat cuaca panas dapat dicegah dengan meminum banyak air serta tidak menunggu haus.

 

Masyarakat juga diimbau menghindari minuman berkafein, minuman berenergi, alkohol, dan minuman berpemanis yang dapat memicu stamina berlebih.

 

“Hindari kontak dengan sinar matahari secara langsung, gunakan topi, atau payung,” katanya.

 

Syahril yang juga Direktur RSPI Sulianti Saroso menganjurkan masyarakat untuk memakai baju yang berbahan ringan dan longgar.

 

“Hindari menggunakan baju berwarna gelap agar tidak menyerap panas dan sebisa mungkin berteduh di antara jam 11.00 hingga 15.00,” katanya.

 

Syahril juga berpesan agar jangan meninggalkan siapapun di dalam kendaraan dalam kondisi terparkir, baik dengan jendela terbuka maupun tertutup.

 

“Gunakan sunscreen minimal 30 SPF pada kulit yang tidak tertutup oleh baju sebelum keluar rumah, serta sediakan botol semprot air yang dingin di dalam kendaraan,” katanya.

 

Menurut Syahril, sejumlah gejala dehidrasi yang perlu diwaspadai diantaranya keringat berlebih, kulit terasa panas dan kering, rasa berdebar atau jantung terasa berdetak lebih cepat, kulit terlihat pucat, kram pada kaki maupun abdomen, mual, muntah, pusing, serta urin yang sedikit dan berwarna kuning pekat.

 

“Jika muncul gejala tersebut, dinginkan tubuh dengan kain basah atau spons basah pada pergelangan tangan, leher, dan lipatan tubuh lainnya serta banyak minum air. Jika masih bergejala, segera kunjungi fasilitas kesehatan terdekat untuk mendapatkan perawatan,” katanya.

 

Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) baru-baru ini mengindikasikan cuaca panas yang tidak biasa di wilayah Asia Tenggara, termasuk Indonesia.

 

Sejak pukul 11.00 WIB hari ini, terlihat indeks UV di wilayah Indonesia mayoritasnya berwarna oranye, merah, dan ungu.

 

Warna skala oranye memiliki indeks UV 6-7 dengan risiko bahaya tinggi. Warna skala merah memiliki indeks UV 8-10 dengan risiko bahaya sangat tinggi. Sedangkan warna skala ungu memiliki indeks UV lebih dari 11 dengan risiko bahaya sangat ekstrem.

 

Ket. Foto:

Warga berjalan di tengah cuaca terik di kawasan Bundaran HI, Jakarta, Senin (24/4/2023). Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) menyampaikan dinamika atmosfer yang tidak biasa menjadi salah satu penyebab Indonesia mengalami suhu panas dalam beberapa hari terakhir. ANTARA FOTO/Fauzan/nym/pri.

 

(@aher/antaranews.com)

Artikel ini tayang di jaringan media

Matamaja Group

 

https://matamaja.com/

https://ppnews.id/

https://otoritas.id/

https://buser.id/

https://buser.co.id/

https://buser.web.id/

https://buserjatim.com/

https://buserjabar.com/

https://intelejen.id/

https://gardapublik.com/

https://gardahukum.com/

https://libaz.id/

https://tnipolri.com/

https://libaz.id/

https://ainews.id/

https://lacakberita.com/

https://awasjatim.com/

https://beritamadiun.id/

https://suaramajalengka.com/

https://realistis.id/

https://gmbinews.com/

https://newscobra07.com/

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *